Djarot-Sihar Kalah di Sumut karena Politik Identitas

| 28 Jun 2018 07:44
Djarot-Sihar Kalah di Sumut karena Politik Identitas
Kampanye Akbar Djarot-Sihar di Deli Serdang. (Istimewa)
Jakarta, era.id - Pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus kalah pada Pilkada Sumatera Utara berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei lantaran pesaingnya, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, menggunakan isu politik identitas. Politik identitas juga digunakan lawan politik Djarot yang mendampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Direktur Populi Center Usep S Ahyar menyampaikan, selain dihantam politik identitas, Djarot juga dia nilai kekurangan waktu menyosialisasikan dirinya pada warga Sumut. Buntutnya, kata Usep, banyak warga Sumut yang belum yakin dengan kinerja dan janji kampanye Djarot.

“Selisih perolehan suara (hitung cepat) hampir 17 persen. Ini soal waktu juga, orang melihatnya Djarot cenderung dipaksa. kurang waktu memperkenalkan dirinya di masyarakat,” kata Usep, di Kantor Populi, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (27/6/2018).

“Lalu fatal,  Edy memainkan isu suku dan agama, mengulang isu Pilkada DKI Jakarta. Walaupun Djarot identitasnya Islam tapi kemudian tidak mudah, karena wakilnya juga identitasnya berbeda,” ujarnya.

Selain itu, Usep menilai masyarakat Sumut memiliki kedekatan lebih dengan Edy-Ijeck dibanding Djarot-Sihar. Djarot yang berasal dari Jawa belum terlalu lama menetap di Sumut sehingga tidak sepopuler Edy.

“Itu kan goreng-gorengan alat kampanye (kubu Edy) untuk menggoreng bahwa dia (Djarot) bukan orang sana. Walaupun Edy juga bukan orang sana, tapi relatif lebih lama dari pada Djarot,” ujarnya.

Baca Juga: Keragaman Budaya, Identitas Bangsa

Dengan beban berat yang dipanggul Djarot, kata Usep, partai pendukung pasangan nomor dua ini tidak solid bekerja memenangkannya. Menurut Usep, hanya PDIP yang berjibaku mengupayakan kemenangan Djarot-Sihar, sedangkan PPP nampak tidak sepenuhnya mendukung.

“Partai yang solid dukung Djarot hanya PDI Perjuangan, sedangkan suara PPP terpecah, banyak yang ke Edy,” ucap Usep.

Pasangan Edy-Ijeck memenangkan Pilkada Sumut berdasarkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Dari hasil hitung cepat itu, Eramas yang diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, PAN, Partai Hanura, Partai Nasdem, dan Partai Perindo memperoleh suara mencapai 57,12 persen. Sedangkan, Djoss yang didukung PDI Perjuangan, PPP, dan PKPI mendapatkan suara 44,94 persen. 

LSI Denny JA mengambil sampel dari 350 tempat pengambilan suara (TPS) yang tersebar secara acak di seluruh Sumatera Utara.

Untuk hitung cepat yang dilakukan oleh LSI Denny JA untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara ini, margin of error 1,00 persen dengan Voter Turnout (VTO) 65,45 persen dan jumlah persentase data yang masuk mencapai 99,71 persen.