Dari nama-nama tersebut, masuk juga nama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai dewan pengarah dalam tim kampanye nasional.
Bukan tanpa alasan KIK memasukkan kedua sosok tersebut. Sekjen PKB Abdul Kadir Karding bilang, ada alasan khusus mengapa keduanya ditunjuk sebagai dewan pengarah.
"Mereka ini sebenarnya penasehat sebagai tokoh. Ibu Sri Mulyani itu adalah tokoh ekonomi. Suka tidak suka beliau punya banyak reputasi baik. Ekonomi terutama dan keahlian lain," kata Karding kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).
(Ilustrasi/era.id)
"Pak Jusuf Kalla juga begitu, beliau Wapres dan mereka masuk dipengarah itu kan sebagai simbolik," sambung dia.
Menurut Karding, sebagai dewan pengarah keduanya akan bekerja untuk memberikan rekomendasi kebijakan. Sehingga, dalam pekerjaannya tidak akan menghabiskan banyak energi.
"Kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa yang akan dalam tim pemenangan ini hanya tim kampanye nasional dan seluruh komponen potensial yang ada. Lainnya biar fokus saja ke tugas negara," ujar Karding.
Politikus PKB itu juga menyebut, kalau Sri Mulyani sudah bersedia untuk memberikan bantuan sebagai dewan pengarah dalam tim kampanye. Selain itu, ada juga nama Puan Maharani yang merupakan Menko PMK, Pramono Anung, Try Sutrisno, Agung Laksono dan beberapa nama lain dalam tim kampanye.