Menyimak Detik-Detik Peristiwa 9/11 Lewat Radio

| 11 Sep 2019 17:27
Menyimak Detik-Detik Peristiwa 9/11 Lewat Radio
Menara Kembar WTC (Pixabay)
Jakarta, era.id - Pagi itu, sekitar pukul 8 lewat. Jim Gearhant, penyiar Radio New Jersey 101.5, sedang mengudara bersama narasumbernya membicarakan soal pendidikan. 

Sejenak kemudian, siaran mendadak berhenti. Siaran Gearhant berganti breaking news, melaporkan kabar adanya pesawat menabrak gedung World Trade Center di Kota New York. Peristiwa yang terjadi hari ini, 19 tahun lalu itu, kemudian diperingati sebagai peristiwa 11 September.

Dalam siaran tersebut, Gearhant bercerita, seorang saksi melihat sebuah pesawat yang terbang rendah di sekitar kompleks Lower Manhattan, Kota New York, menabrak salah satu gedung kembar World Trade Center (WTC). Setelah pesawat itu menabrak di sekitar lantai 20, kepulan asap menyelimuti hampir seluruh gedung. 

"Saya melihat ke atas langit gedung WTC meledak, asap menyelimuti dan puing-puing berjatuhan. Saya sulit percaya atas apa yang terjadi saat itu," kata salah seorang saksi dalam siaran radio itu. 

Sementara seorang saksi lain bernama Tom, juga menceritakan hal serupa. Saat Tom sedang menceritakan bagaimana kejadian pesawat menabrak gedung, tiba-tiba intonasi Tom meninggi. Secara langsung ia menyaksikan sebuah pesawat lain meledakkan diri ke gedung WTC yang satunya lagi. 

"Ya Tuhan! Ada pesawat lainnya mengarah ke Tower. Pesawat itu menabrak Tower satunya lagi dan meledak!" kata Tom sambil berteriak-teriak dalam siaran radio New Jersey 101.5 tersebut. 

Kami mencoba membawa suasana ketegangan saat saksi mata melaporkan peristiwa runtuhnya menara kembar WTC Radio New Jersey 101.5. Klik tautan ini dan rasakan sensasinya.

Yang menabrak WTC itu adalah pesawat American Airlines Boeing 767 dengan 20 ribu galon bahan bakar. Tabrakan itu menciptakan lubang besar menganga dan terbakar di dekat lantai 80. Ratusan orang tewas, sekaligus membuat beberapa orang terjebak di sana.

Sementara pesawat yang satunya lagi menabrak selang 18 menit setelah tabrakan pertama. Pesawat itu datang saat evakuasi sedang dilakukan. Tabrakan yang kedua membelah menara selatan di dekat lantai 60. 

Saat warga AS belum memahami tentang apa sebenarnya yang sedang terjadi di WTC, muncul lagi peristiwa serupa. Sebuah pesawat American Airlines Flight 77 berputar-putar di Washington D.C, lalu kemudian menabrak sisi barat markas besar militer Pentagon. Kejadian itu terjadi selang kurang lebih satu jam setelah kejadian WTC.

Tabrakan itu diperparah oleh bahan bakar jet dari Boeing 757 yang menyebabkan kebakaran hebat. Akibatnya, bangunan beton raksasa yang juga menjadi markas Departemen Pertahanan AS itu runtuh. 

Melansir National Geographic, tower WTC adalah bangunan yang bisa menahan angin dengan kecepatan 200 mil. Tapi nyatanya, bangunan ini tak mampu menahan dampak kerusakan akibat ditabrak pesawat tadi. 

Para warga yang awalnya mengira peristiwa tersebut sebagai kecelakaan semata, mulai sadar kalau AS sedang diserang teroris. Dalang dari peristiwa itu --tudingan pemerintah AS-- adalah Osama Bin Laden, seorang pemimpin kelompok Al-Qaeda. Mereka melakukan aksi ini sebagai tindakan balas dendam atas dukungan AS terhadap Israel. 

Mereka membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri yang menyasar warga Amerika Serikat (AS). Dua pesawat yang menabrak WTC tadi, sementara pesawat ketiga menabrak Pentagon, dan yang keempat jatuh di Pennsylvania. 

Beberapa teroris telah tinggal di AS selama lebih dari satu tahun. Salah satu dari mereka memang ada yang sempat mengikuti kelas mengendarai pesawat di sekolah penerbangan. Sementara sisanya, menyelinap ke AS beberapa bulan sebelum 11 September. 

Sementara itu jumlah korban tewas yang terjadi pada peristiwa 9/11 itu 2.996 orang termasuk 19 teroris yang membajak empat pesawat. Korban tewas itu diantaranya terbagi di WTC sebanyak 2.763 orang, di Pentagon 189 orang, dan pada Flight 93 yang jatuh di Pennsylvania, 44 orang.

 

Rekomendasi