"Pemerintah sadar kalau mau majukan pertumbuhan tumbuh cepat maka kita harus lakukan reformasi, dan pemerintah sedang siapkan paket reformasi yang akan jadi game changer," kata Sofyan saat membuka acara IIPEX 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).
Salah satu caranya adalah dengan menimbang perlu atau tidaknya Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sofyan sempat melontarkan wacana penghapusan IMB. Menurut dia, izin tersebut sering dikeluhkan pengusaha sehingga dianggap menghambat investasi di bidang properti.
Tapi, menurutnya, wacana penghapusan IMB ini masih perlu dikaji lebih jauh. "IMB itu sedang di-review soal bagaimana agar tujuan awalnya tercapai. ... Pemerintah sedang me-review apakah sistem ini terbaik," ungkapnya.
Acara pameran properti terbesar dan digelar serentak di beberapa kota seperti Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya ini diikuti oleh 200 pengembang properti. Acara yang terbuka untuk umum dan gratis ini, diselenggarakan Realestat Indonesia (REI) bersama dengan Dyandra Promosindo dan Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia.
Lebih dari 30 proyek perumahan turut hadir memeriahkan acara ini. Perumahan ini menargetkan pasar masyakarat berpenghasilan rendah (MBR). Di antaranya, Vila Kencana Karawang, Virna Jaya Kartika 1, Cluster Alam Raya Residence, Grand Vista Cikarang, dan Perum Puri Asri 2.
Sementara itu, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin merespons positif keberadaan rumah murah di pameran ini. Bahkan, dia mendapatkan ada booth yang menawarkan rumah dengan harga Rp135 juta.
Menurut dia, sejak 2010 sudah banyak disediakan program bantuan untuk rumah murah. Sehingga, kini adalah saat bagi pemerintah untuk menggenjot program perumahan. Apalagi, bisnis perumahan dianggap sebagai bisnis yang strategis.
"Pemerintah berkewajiban menggenjot program perumahan. Sejak 2010 telah berjalan banyak program subsidi bantuan bunga, DP murah, untuk memberikan fasilitas perumahan di berbagai provinsi," ungkap Syarif.