COVID-19 Versi BIN: Bukan Cuma Masalah Kesehatan

| 09 May 2020 06:26
COVID-19 Versi BIN: Bukan Cuma Masalah Kesehatan
Photo by Tedward Quinn on Unsplash
Yogyakarta, era.id - "Pandemi ini memang sebuah permasalahan kesehatan, tetapi kini telah merembet ke bidang-bidang lainnya, seperti sosial, keamanan, serta ekonomi,"

Pernyataan itu diucapkan Komjen. Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo. Dia adalah Sekretaris Umum Badan Intelijen Negara (BIN), sebuah jabatan strategis di lembaga maha kedap di negeri ini.

Pastinya Bambang bukan tanpa sebab berbicara itu. Pasti sudah melalui data dan informasi tertutup yang dia dapatkan dari para petugas di lapangan.

Dan kini, BIN baru saja melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat terkait Covid-19 dan Penyakit Infeksi Virus Lainnya dengan UGM. Kedua belah pihak juga menandatangani nota kesepahaman terkait Penelitian Percepatan Penanganan Penyakit Infeksi dengan Potensi Kejadian Luar Biasa dan Pandemi.

Seperti ditulis dari halaman resmi milik UGM, pada kanal beritanya, bagi Bambang kerja sama ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap lembaga penelitian di Indonesia. Dan sebenarnya, tawaran ini juga sudah ditawarkan kepada beberapa lembaga lainnya dalam menanggapi situasi pandemi Covid-19 ini. Namun UGM tidak merinci detail, lembaga mana saja yang menerima tawaran itu.

"Maka dari itu, permasalahan ini perlu kerja sama dengan semua pihak untuk menyelesaikannya, termasuk masyarakat pada umumnya," kata Bambang, Kamis (7/5/2020).

Lantas kenapa BIN memilih UGM? Buat Bambang, UGM punya potensi penelitian dan aktif melakukan berbagai upaya terkait penanggulangan Covid-19. 

"Kami yakin UGM akan membawa hasil positif  dan dapat menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia,” harapnya.

Rektor UGM, Prof Panut Mulyono memberi apresiasi kepada BIN. Ia menyebut UGM memiliki sumber daya manusia yang melimpah, termasuk di antaranya  pakar-pakar terkait virus dan penyakit. Namun, ia mengaku UGM secara fasilitas penunjang penelitiannya masih kurang jika dibanding negara-negara maju.

“Negara-negara di dunia kini tengah berlomba-lomba melakukan penelitian untuk menemukan vaksin COVID-19. Kami di UGM juga tengah melakukan penelitian tersebut, tetapi masih tertinggal karena kurangnya fasilitas," ucap Panut.

"Bantuan dari BIN ini dapat memperkuat penelitian-penelitan di UGM serta memfasilitasi agar dapat berkompetisi menemukan pengobatan Covid-19 ini. Dengan demikian akar permasalahan Indonesia tersebut akan segera teratasi,” pungkasnya.

Rekomendasi