Tradisi dan Kaitannya dengan Kebudayaan

| 02 Apr 2018 09:55
Tradisi dan Kaitannya dengan Kebudayaan
Ilustrasi (Rahmad/era.id)
Setelah di artikel sebelumnya membahas tentang wujud kebudayaan. Kali ini era.id akan membahas tradisi dilihat dari berbagai sisi. Hal ini tentunya masih berkaitan dengan tema kami pekan ini, Era Eksistensi Budaya.

Jakarta, era.id - Diskursus mengenai tradisi dan budaya yang tak pernah habis selalu menjadi pembicaraan hangat di setiap ruang diskusi. Namun, terbangunnya ruang diskusi tentang kedua hal ini mengingatkan kita akan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia, khususnya yang bertahan secara turun-temurun. 

Suwaji Bastomi dalam bukunya Apresiasi Kesenian Tradisional (1988) menjelaskan, tradisi merupakan sebuah roh dari kebudayaan yang memperkokoh sistem kebudayaan. Tradisi pun teruji dari tingkat efektivitas dan efisiensinya, serta selalu mengikuti perjalanan perkembangan unsur kebudayaan. Tradisi dapat berbentuk sikap atau tindakan dalam mengatasi persoalan, apabila efektivitas dan efisiensinya mulai rendah tradisi pun akan segera luntur dan ditinggalkan oleh pelakunya. 

Dengan kata lain, sebuah tradisi merupakan kumpulan benda material atau sebuah gagasan yang diberi makna khusus dari masa ke masa. Tradisi pun tercipta ketika seseorang menetapkan bagian-bagian cerita tertentu dari masa lalu sebagai tradisi. Seperti yang dijelaskan Mikhail Coomans dalam bukunya Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, Masa Depan (1987), tradisi merupakan sebuah gambaran sikap dan perilaku manusia yang sudah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun temurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang sudah membudaya akan menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang. 

Beberapa sumber menjelaskan, ada dua proses yang biasanya dilalui hingga munculnya sebuah tradisi. Salah satunya, kemunculan secara spontan dan tidak diharapkan serta melibatkan khalayak luas. Alasan yang paling sering digunakan pada cara ini adalah ketika seseorang menemukan warisan historis yang menarik perhatian, kecintaan dan kekaguman yang kemudian disebarluaskan dengan berbagai cara. Berangkat dari sikap mengagumi ini akan berubah menjadi sebuah perilaku dalam berbagai bentuk seperti upacara adat, ritual dan sebagainya. 

Cara berikutnya merupakan telaah dari penjelasan Piotry Sztompka dalam bukunya Sosiologi Perubahan Sosial (2004). Ia menjelaskan, sebuah tradisi kemungkinan lahir akibat adanya mekanisme paksaan. Sesuatu yang dianggap tradisi, dipilih dan dijadikan perhatian umum atau dipaksakan oleh individu yang berpengaruh atau yang berkuasa. 

Garis besar tentang tradisi dapat dimaknai sebagai kebiasaan, praktik, pengetahuan dan doktrin yang diwariskan turun temurun termasuk cara penyampaian praktik, doktrin dan pengetahuan tersebut. Sementara wujudnya--seperti dijelaskan di artikel sebelumnya--dapat mengidentifikasi dan melahirkan kebudayaan masyarakat.

Sejatinya, pemahaman dari sebuah tradisi adalah sikap atau orientasi pikiran atau benda material atau gagasan yang berasal dari masa lalu yang diambil oleh masyarakat pada masa sekarang. Sikap serta orientasi ini memenuhi bagian penting dari keseluruhan warisan historis dan mengangkatnya menjadi tradisi. 

Kemudian, makna penting dari penghormatan atau penerimaan terhadap sesuatu yang secara sosial ditetapkan sebagai tradisi menjelaskan betapa menariknya fenomena tradisi itu. Itulah sekilas tentang tradisi. Di artikel berikutnya, era.id akan membahas tentang pentingnya menjaga keragamanan budaya.

Ilustrasi (Rahmad/era.id)

Rekomendasi