IPB Buka Jalur Khusus Ketua OSIS untuk Lawan Radikalisme

| 11 Jun 2018 20:38
IPB Buka Jalur Khusus Ketua OSIS untuk Lawan Radikalisme
Diskusi soal radikalisme (Foto: Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arief Satria membuka jalur khusus penerimaan mahasiswa baru yang direkrut dari Ketua OSIS. Menurut Arif, para ketua OSIS yang berasal dari berbagai sekolah ini nantinya akan dibentuk sebagai calon pemimpin yang diharapakan bisa menyebarkan nilai-nilai kebangsaan di lingkungan kampus. 

"Saya punya jalur baru, jalur undangan ketua OSIS. Para ketua OSIS saya undang tanpa tes. Kenapa? Karena kita hendaki mereka yang jadi calon leader," katanya dalam diskusi betajuk "Strategi Kebangsaan Mengatasi Radikalisme di Universitas" di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (11/6/2018). 

Menurut Arif, seluruh mahasiswa yang direkrut dari Ketua OSIS ini nanti akan diasramakan, kemudian mereka akan melalui program pendidikan multi-budaya agar dapat berbaur dengan orang-orang dari berbagai macam latar belakang etnis. "Di asrama, kita bisa mengontrol, apalagi pemimpin mahasiswa. Sehingga proses pendidikan kebangsaan itu bisa terdesain dengan bagus," tuturnya.

Untuk tahun pertama ini, kata Arief, IPB menerima 50 mahasiswa yang berasal dari Ketua OSIS di seluruh Indonesia. Rencananya, IPB juga akan membuka jalur yang sama untuk 50 mahasiswi. Hal ini, kata Arif sangat penting untuk membangun nilai-nilai kebangsaan sejak dini.

Apalagi, kata Arif, saat ini radikalisme d lingkungan kampus bukan saja tumbuh saat mereka memasuki dunia kampus, namun begitu banyak juga yang membawa radikalisme itu dari bangku sekolah. Karenanya, ia yakin tugas pengelola perguruan tinggi akan makin berat ke depan. 

"Ini pekerjaan besar. Saya berharap, Ormas NU, Muhammadiyah turun gunung sejak SMP, SMA, dan mahasiswa. Karena itu sudah mulai sejak SMA. SMA mulai digarap. Maka ini tidak bisa menyelesaikan kampus selesai," ucapnya.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan, saat ini IPB sedang mencoba memunculkan mazhab pemikiran lain. Persoalan radikalisme soal eksklusivitas. Mereka yang sudah terpapar radikalisme, katanya, cenderung tidak mau menerima mazhab pemikiran lain.  "Mereka yang tidak mau lihat mazhab lain, ini yang di IPB mencoba mendobrak itu. Bagaimana memunculkan mazhab alternatif," tutupnya.

Rekomendasi