Ketua Tim Pemenangan Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengaku tidak mau terburu-buru dalam menentukan cawapres Prabowo Subianto. Sandi menegaskan pengumuman cawapres baru akan dilakukan setelah calon petahana Joko Widodo, mengungkapkan ke publik terlebih dahulu siapa pendampingnya.
"Kita enggak akan ambil keputusan cawapres sebelum Jokowi secara resmi sebagai incumbent mengumumkan cawapresnya," kata Sandi di Jakarta Timur, Senin (18/6) kemarin.
Kata Sandi, Gerindra dan partai koalisi --meski belum ada partai yang resmi mendeklarasikan Prabowo-- masih terus menggodok detail sosok cawapres ideal. Salah satu nama yang masuk radar mereka adalah pengusaha Chairul Tanjung.
Klaim Gerindra soal Demokrat
Perolehan suara Gerindra sendiri sebenarnya belumlah memenuhi syarat pencapresan. Tidak heran mereka rajin bergerilya menjajaki koalisi dengan banyak partai. Salah satu yang diincar adalah Partai Demokrat.
Sandiaga mengungkapkan, Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono memberi sinyal akan bergabung dengan Gerindra di Pilpres 2019 nanti. Hal tersebut Sandi ucapkan usai melakukan pertemuan intens dengan SBY.
Sandi menerangkan tidak menutup kemungkinan terjalin koalisi antara Gerindra dengan Demokrat. Sandi menekankan koalisi yang terbangun antara keduanya nanti dipastikan menjunjung platform Pasal 33 dalam perbaikan ekonomi nasional.
Bahkan Gerindra mengajukan syarat bagi partai yang ingin bergabung harus mendukung pasal tersebut.
"Ya itu syarat kita kepada yang bergabung bahwa pasal 33 ekonomi pancasila termasuk juga wakil presidennya setuju bahwa ekonomi pasal 33 menjadi pedoman untuk kita membangun bangsa ini ke depan," lanjut Sandi.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik menambahkan partainya terbuka berkoalisi dengan partai manapun termasuk PDI Perjuangan. Dengan catatan, partai koalisi harus sepakat untuk mengusung Prabowo sebagai capres di 2019.
"Siapa saja yang mau merapat ke Gerindra kita terbuka tapi presidennya tetap Prabowo," imbuh Taufik.
Taufik menjelaskan sejauh ini partainya telah berkomunikasi dengan PAN dan PKS. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan pilpres 2019 yang kian dekat.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik