Profil Haji Lulung, Politisi Ulung PPP yang Meninggal Dunia, Pernah Kritik Pedas Ferdinand Hutahaean yang Serang Anies

| 14 Dec 2021 12:17
Profil Haji Lulung, Politisi Ulung PPP yang Meninggal Dunia, Pernah Kritik Pedas Ferdinand Hutahaean yang Serang Anies
Lulung Lunggana alias Haji Lulung (Laman resmi DPR)

ERA.id - Politisi PPP yakni Lulung Lunggana atau yang kerap disapa Haji Lulung, meninggal dunia, Selasa (14/12/2021). Sebelumnya, ia menderita sakit jantung.

Belum diketahui secara spesifik, apa penyebab Lulung mengembuskan nafas terakhir. Pastinya, kabar duka itu sudah disampaikan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.

Lulung termasuk politisi unik. Ia kerap bergerak mengkritik pemerintah atau orang yang berseberangan politik dengannya dengan kalimat-kalimat yang ringan dan menohok.

Paling anyar, ia sempat mengingatkan Ferdinand Hutahaean, untuk berhati-hati mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Sebelumnya, Ferdinand menuding Anies sebagai 'gubernur edan' usai tahu hasil audit Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK yang mendapati Pemprov DKI membayar lebih gaji pns yang telah meninggal dan pensiun. Isu ini pun sempat membuat Anies dijuluki 'gubernur kelebihan bayar'.

"Kalau mau komentar, sebaiknya belajar dulu, atau paling tidak cari informasi dulu yang benar. Malu bos bicara tidak pernah substansi dan benar, nanti anda cuma ditertawai orang," kata Lulung, Jumat (13/8/2021) silam.

Profil

Lulung lahir di Jakarta, pada 24 Juli 1959 dan meninggal pada Selasa 14 Desember 2021. Ia dinobatkan menjadi tokoh muda Betawi asal Tanah Abang.

Sebelum menjadi legislator, Lulung menjadi pengusaha pengepul sampah kardus bekas hingga barang bekas. Lama-kelamaan, ia pun merambah bisnis pengamanan di Tanah Abang.

Lulung akrab dan dikenal hangat oleh banyak organisasi masyarakat seperti Pemuda Pancasila dll.

Ia pernah menjabat Ketua DPW PP DKI Jakarta, Ketua DPC PPP Jakarta Pusat, Ketua Pemuda Panca Marga DKI Jakarta, Sekretaris Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Lulung banyak membuat program Islami di Jakarta, salah satunya mendirikan Taman Pendidikan Agama (TPA) di setiap Rukun Warga (RW) di seluruh DKI Jakarta.

Di samping itu, ia juga mengawal kebudayaan Betawi. Caranya? Ia ingin mendirikan sanggar-sanggar budaya, untuk mendidik generasi muda.

Rekomendasi