Dokter yang Suntik Siswi SD Pakai Vaksin Kosong di Sumut Ditetapkan Sebagai Tersangka

| 30 Jan 2022 11:00
Dokter yang Suntik Siswi SD Pakai Vaksin Kosong di Sumut Ditetapkan Sebagai Tersangka
Tangkapan layar

ERA.id - Polda Sumatera Utara (Poldasu) menetapkan oknum dokter berinisial TGA, vaksinator yang diduga menginjeksi vaksin kosong kepada siswa SD Wahidin, di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara, sebagai tersangka.

Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan penyidik telah menaikkan proses dari penyelidikan ke penyidikan.

"Penyidik sudah melakukan  pemeriksaan dan saat ini sudah meningkatkan proses ke tingkat penyidikan. Dan sudah menetapkan tersangka satu orang yakni dokter TGA," kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, Sabtu (29/1/2022).

Kapolda Panca mengatakan penanganan perkara dugaan suntik kosong terhadap siswi SD tersebut sudah diambil alih Polda Sumut.

Penyidik juga sudah memeriksa sejumlah saksi dalam perkara tersebut, termasuk melakukan uji laboratorium terhadap anak yang disuntik vaksin.

"Penyidik sudah memeriksa saksi, termasuk pemeriksaan laboratorium terhadap anak yang viral untuk mengecek kandungan imun pada darah. Hasilnya, memang tidak ada ditemukan kandungan dosis vaksin di dalam tubuh anak itu setelah diinjeksi," jelasnya.

Kapolda mengatakan, oknum dokter tersebut dikenakan pasal tentang undang-undang karantina.

Kendati demikian, polisi akan terus mendalami motif dan tujuan oknum dokter yang diduga tidak menyuntikkan dosis vaksin kepada seorang siswa yang menjadi perhatian publik.

"Yang bersangkutan tidak ditahan, karena ancaman hukumnya dibawah 5 tahun. Saya minta penyidik agar lebih maksimal untuk menangani perkara ini," ujar Kapolda Panca.

Selain itu, lanjut mantan Kapolda Sulawesi Utara itu penyidik sudah melakukan audit jumlah vaksin yang digunakan saat vaksinasi. Diketahui jumlah siswa yang mengikuti vaksinasi yang dilaksanakan di SD Wahidin itu sebanyak 460 orang.

"Kita sudah sampai pada audit, berapa jumlah siswa yang divaksin. Saat itu terdapat 500 dosis vaksin yang diberikan. Mereka dibagi dua kelompok, tapi setelah kegiatan ada 100 dosis yang dikembalikan. Artinya dari jumlah itu ada 60 orang yang belum menerima vaksin, itu nanti akan kita dalami," pungkasnya.

Rekomendasi