Kasihan, Warga di Gowa Sulsel Dipaksa Beli Apel dan Belanjakan Uang BPNT di Agen Tertentu

| 02 Mar 2022 10:44
Kasihan, Warga di Gowa Sulsel Dipaksa Beli Apel dan Belanjakan Uang BPNT di Agen Tertentu
Ilustrasi bansos (Antara)

ERA.id - Seorang Warga Kabupaten Gowa, Sulsel, yang berada di Kecamatan Bontonompo, mengeluh. Ia mengaku dipaksa membelanjakan uang Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterimanya di agen tertentu.

"Kami dipaksakan membelanjakan uang tunainya ke agen tertentu. Walau kami masyarakat yang biasa saja, tapi kami juga paham mengenai teknisnya. Masa kami harus belanja di agen itu saja," bebernya, Selasa (1/3/2022) kemarin.

Dari info yang didapat ERA, tahap pertama pencairan diterima lewat Kantor Pos, senilai Rp600 ribu kepada penyalur agen bernama Nasrabiah di Kecamatan Bontonompo, Gowa, dengan nama Pemasok Usaha Dagang, Banteng Jaya Abadi.

Tak cuma itu, warga mengaku kalau pendamping BPNT juga mengancam akan mencoret nama siapa saja yang tidak membelanjakan uang tersebut ke agen yang dipilih mereka.

"Awas yah! Jika uang tunainya tak dibelanjakan di penyalur resmi, maka namamu akan kami coret," kata seorang warga, meniru gaya berbicara si pendamping BPNT.

Selain Nasrabiah, ada juga agen yang bernama Toko Agussalim Dagang Kardi Jaya yang beralamat di Borongtala, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo.

Tak cuma itu, ada pula Toko Ud Agung yang beralamat di Dusun Bontobaddo, Desa Kalebarembeng, Kecamatan Bontonompo.

Nota belanja BPNT seorang warga Bontompo, Gowa.

Untuk diketahui, uang BPNT memang wajib dibelanjakan bahan makanan yang meliputi karbohidrat (beras, kentang), protein hewani (telur, ayam, sapi) dan vitamin & mineral (sayur & buah).

Dibelanjakan di mana? Di semua warung yang telah ditunjuk pemerintah. Mesti dicatat, pendamping BPNT tidak boleh memaksa warga untuk membelanjakan uangnya di agen tertentu.

Apa masalah sampai di situ saja? Tidak. Warga tersebut juga diwajibkan membeli buah apel di agen yang ditunjuk pendamping BPNT. Padahal, warga tersebut ingin bebas membeli buah apa saja yang mereka suka.

"Masa cuma apel saja. Kita ini berbeda lidahnya dari orang-orang di atas, yang memang terbiasa dengan buah apel."

"Di keluarga saya juga tidak terlalu suka dengan apel. Kami lebih suka seperti pisang, pepaya. Ya yang cocoklah dengan lidah masyarakat seperti kami," tutupnya.

Sementara itu, terkait persoalan ini, pertanyaan yang dilayangkan ke Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan dan Staf Humas Pemkab Gowa, Widiah Restuti, belum dijawab hingga berita ini diturunkan.

Rekomendasi