Menlu Austria Soal Reformasi DK PBB: Global South Harus Punya Porsi Kuat

| 27 Sep 2024 09:10
Menlu Austria Soal Reformasi DK PBB: Global South Harus Punya Porsi Kuat
Menlu Austria (X/a_schallenberg)

ERA.id - Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg, menekankan pentingnya reformasi di Dewan Keamanan PBB. Schallenberg menilai negara-negara Global South harus memiliki porsi yang lebih kuat. 

"Kita tidak bisa memiliki Dewan Keamanan yang mencerminkan dunia tahun 1945. Kita memerlukan Dewan Keamanan yang mencerminkan dunia tahun 2025. Kita membutuhkan negara-negara Asia dan Afrika lainnya di Dewan Keamanan. Global South harus memiliki posisi yang lebih kuat," katanya dalam surat kabar Der Standard, Jumat (27/9/2024).

Schallenberg menekankan bila negara-negara Global South tidak diterapkan mengisi posisi Dewan Keamanan PBB, maka PBB akan menghapus eksistensinya sendiri.

"Jika kita tidak mencapainya, PBB akan menghapus eksistensinya sendiri," imbuhnya. 

Seruan reformasi DK PBB sudah disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden tahun lalu. Pernyataan itu dinilai Schallenberg sangat jelas dan tegas dibanding presiden AS lainnya. 

Ia menambahkan bahwa dunia membutuhkan sistem internasional berbasis aturan.  

"Pendekatan multilateral bukanlah sebuah kemewahan, tetapi sesuatu yang sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Kami, Austria, sebagai negara di Eropa Tengah yang berorientasi pada ekspor, sangat bergantung pada kepatuhan terhadap aturan," tegasnya.

"Kita harus memastikan bahwa negara-negara besar, termasuk yang memiliki senjata nuklir, tidak mengabaikan aturan tersebut secara imperialistik. Namun, untuk menjaga multilateralitas ini, kita memerlukan reformasi. Dewan Keamanan saat ini tidak cukup inklusif," katanya menambahkan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, bersama banyak pemimpin dunia, telah berulang kali menyerukan reformasi Dewan Keamanan PBB. Hal ini dinilai akan membantu dalam pencegahan dan penyelesaian konflik, serta menyeimbangkan kembali hubungan global.

Sebagian besar gagasan reformasi berkaitan dengan memperluas badan tersebut dengan meningkatkan keterwakilan dari mayoritas negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang saat ini sangat rendah.

Rekomendasi