Tabrakan KA Ekspres Taiwan: Masinis Cuma Punya 10 Detik untuk Selamatkan Kereta

| 05 Apr 2021 11:53
Tabrakan KA Ekspres Taiwan: Masinis Cuma Punya 10 Detik untuk Selamatkan Kereta
Situasi pasca tabrakan KA ekspress di Hualien, Taiwan, Jumat, (2/4/2021). (Foto: AJ+)

ERA.id - Tragedi kecelakaan kereta api terburuk di Taiwan selama tujuh dekade terakhir terjadi di kota Hualien, pada Jumat pekan lalu, ketika sebuah KA ekspres menabrak truk yang melintang di lintasan rel. Akibatnya, 50 orang dipastikan tewas.

Berdasarkan laporan Al Jazeera, (4/4/2021), kereta api yang membawa 500 penumpang tersebut lantas anjlok dan bagian depannya hancur.

Kecelakaan sendiri terjadi akibat sebuah truk yang meluncur menurun jalan berbukit di sekitar rel yang pada titik itu berada di bibir sebuah terowongan. Media Al Jazeera menyebut bahwa penyidik setempat kini tengah menginvestigasi pengelola area konstruksi, Lee Yi-hsiang, atas dugaan kelalaian dalam perawatan truk operasional.

Pada Minggu, Lee membacakan pernyataan berisi permintaan maaf atas apa yang terjadi. Beberapa saat kemudian, ia ditahan oleh pihak kepolisian.

Lee, 49 tahun, adalah anggota sebuah tim yang ditugasi untuk mengecek lintasan kereta di kawasan pegunungan timur Taiwan, guna menghindari longsor dan risiko lainnya.

Tak Terduga

Sementara itu, berdasarkan laporan kantor berita Agence France-Presse (AFP), kepala Dewan Keamanan Transportasi Taiwan, Young Hong-tsu, menyatakan bahwa penyidik telah meneliti data rekaman dan tangkapan kamera di gerbong depan KA nahas tersebut.

Ia menyatakan, berdasar laporan AFP, bahwa beberapa penumpang mendengar "klakson kereta berulang kali dibunyikan, dan masinis diperkirakan telah mengetahui ada obyek yang menghalang di lintasan kereta."

Namun, sang masinis kereta - salah satu dari korban meninggal - tak mampu mencegah terjadinya benturan. Sang masinis kemungkinan "hanya punya waktu 10 detik" untuk bereaksi dan jaraknya sudah terlalu dekat untuk mengerem secara darurat, sebut Young.

Beberapa penumpang mengaku tidak merasakan kereta melambat sebelum berbenturan dengan truk, sebut Young. Namun, beberapa penumpang lainnya mengaku merasakan guncangan hebat sebelum tabrakan kereta terjadi, menunjukkan bahwa sang masinis telah berusaha menarik tuas rem darurat sebelum benturan itu.

Pada Minggu, seperti dilaporkan Al Jazeera, para pekerja masih terus berupaya memindahkan gerbong kereta dari dalam terowongan dan menemukan jenazah lainnya. Pejabat Taiwan tidak menutup kemungkinan bahwa angka korban jiwa masih bisa bertambah. Pada Minggu, (4/4/2021), malam, korban jiwa kecelakaan tersebut disebutkan mencapai 50 orang.

Kementerian Transportasi dan pengelola kereta api kini dipertanyakan kebijakannya, apalagi terkait kenapa tidak ada pagar pembatas di sekitar rel dan apakah ada penumpang yang berdiri di dalam gerbong selama perjalanan tersebut.

Pada Minggu, Menteri Transportasi Taiwan, Lin Chia-lung, menyatakan akan mengundurkan diri segera setelah upaya penyelamatan insiden tersebut selesai. Ia menyatakan diri "bertanggung jawab sepenuhnya" atas kecelakaan tersebut, sebut Al Jazeera.

Kecelakaan pada Jumat itu terjadi di awal masa Festival Bersih Makam di Taiwan, yaitu masa liburan selama empat hari ketika banyak warga Taiwan kembali ke kampung halaman untuk membersihkan makam leluhur mereka.

Rekomendasi