Tembus 200 Ribu Kematian, Wabah Covid-19 India Makin Tidak Terkontrol

| 28 Apr 2021 12:50
Tembus 200 Ribu Kematian, Wabah Covid-19 India Makin Tidak Terkontrol
Seorang pria dihibur oleh kerabatnya di India, di tengah pemakaman kerabat yang meninggal dunia karena Covid-19. (Foto: Reuters)

ERA.id - Total angka kematian Covid-19 di India melampaui 200 ribu kasus pada Rabu, (28/4/2021), sementara infeksi virus corona masih merajalela di kota-kota dan pedesaan berpenduduk padat serta membebani sistem kesehatan setempat.

Kementerian kesehatan India melaporkan 3.293 kematian akibat infeksi Covid-19 dalam sehari terakhir, pada Rabu. Sehingga total, angka kematian Covid-19 di India mencapai 201.187 sejak awal pandemi, demikian seperti diberitakan Associated Press (AP).

Di hari yang sama, India juga mendapati 362.757 kasus infeksi corona baru, sekali lagi melampaui rekor kasus infeksi harian global.

Pada Rabu, jumlah total warga yang terinfeksi Covid-19 di India mencapai lebih dari 17,9 juta manusia.

India, negara dengan populasi berjumlah 1,4 miliar jiwa, adalah negara keempat di dunia yang mencatat lebih dari 200.000 kematian akibat Covid-19, mengikuti Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko. Dan, seperti halnya di sejumlah negara, jumlah kasus yang tercatat oleh pemerintah India diduga jauh lebih sedikit dari angka yang sebenarnya.

Kematian Covid-19 pertama di India sendiri terjadi pada 12 Maret 2020, di negara bagian Karnataka. Butuh lima bulan bagi negara tersebut untuk mencapai 50 ribu kematian akibat Covid-19. Namun, angka tersebut melonjak melampaui 100 ribu kematian dua bulan berikutnya, atau Oktober 2020, demikian dilaporkan Associated Press.

Pada Januari 2021, atau tiga bulan berselang, jumlah kematian karena virus corona menembus angka 150 ribu kasus. Sejak itu, tingkat kematian terkait Covid-19 menurun, sampai akhirnya melonjak pesat sejak akhir Maret.

Selama sepekan terakhir, rata-rata 2.000 warga India meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.

Pakar kesehatan, melansir dari Associated Press, menyebut kerumunan skala besar dalam festival agama Hindu dan kampanye pemilu India di sejumlah negara telah mempercepat penyebaran virus Covid-19.

Pakar juga menyebut bahwa pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membuat deklarasi 'kemenangan terhadap Covid-19' yang terlalu cepat sehingga masyarakat terlanjur melupakan protokol kesehatan.

Kini virus corona, termasuk varian 'mutan ganda' yang diduga memicu lonjakan jumlah kasus, menyebar dengan cepat dan membuat sistem kesehatan hampir ambruk. Rumah-rumah sakit terpaksa menolak pasien baru. Pasien yang diterima pun kebingungan mencari suplai tabung oksigen agar mereka bisa bernafas.

Media sosial dipenuhi pesan SOS warga India yang berharap ada yang membantu mereka menemukan tabung oksigen, tempat tidur pasien, atau obat-obatan yang diperlukan.

Krematorium terpaksa melakukan kremasi massal terhadap jenazah Covid-19. Saking banyaknya jenazah yang tiba, otoritas setempat bahkan didesak untuk mencabut pepohonan di taman-taman kota agar kayunya bisa dijadikan tungku kremasi jenazah.

Sementara itu program vaksinasi India berjalan tersendat-sendat. Sejauh ini kurang dari 10 persen warga India telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19, namun, baru sedikitnya 1,5 persen warga India yang selesai divaksin.

Rekomendasi