Ekstremis Taliban Kumpulkan Gadis Usia 15 Tahun ke Atas untuk Dijadikan Budak Seks

| 16 Jul 2021 11:48
Ekstremis Taliban Kumpulkan Gadis Usia 15 Tahun ke Atas untuk Dijadikan Budak Seks
Arsip: Dua perempuan Afghan duduk di pinggiran jalanan kota Kabul, Afghanistan, sembari menunggu keluarga mereka berbelanja. (Foto: US National Archives, foto diunggah: 16/7/2002)

ERA.id - Kelompok Taliban mendesak warga Afghanistan untuk merelakan anak-anak perempuan mereka dijadikan budak seks para milisi teroris, demikian disebut dalam sebuah laporan.

Tabloid The Sun, pada Selasa(14/7/2021), memberitakan sebuah pernyataan dari kelompok Taliban yang memaksa pemimpin sipil di Afghanistan untuk membuat daftar gadis usia 15 tahun ke atas, dan janda muda yang berusia kurang dari 45 tahun.

The Sun, mengutip sejumlah laporan, menyebutkan bahwa Taliban berjanji para wanita tersebut akan dinikahkan dengan para milisi dan dikirim ke Vaziristan, Pakistan. Di sana, para perempuan akan diislamkan dan menjadi warga setempat.

"Seluruh imam dan mulah di area yang kami kuasai harus memberikan pada Taliban daftar gadis usia 15 tahun ke atas dan janda usia 45 tahun ke bawah untuk dinikahkan kepada para milisi Taliban," demikian tertulis dalam surat dengan kop Komisi Kebudayaan Taliban.

Surat tersebut beredar ketika kelompok ekstremis Taliban ini melakukan gempuran secara besar-besaran, menguasai lagi sejumlah teritori, mengusir ribuan tentara dan mengambil alih persenjataan bekas militer AS.

Seperti diketahui, kiprah Taliban menjadi tak terkendali setelah AS, Inggris, dan negara-negara lainnya mundur dari teritori Timur Tengah itu setelah hampir 20 tahun berada di sana.

Kini Taliban disebut telah menguasai 85 persen kawasan Afghanistan. Peraturan terbaru langsung diterapkan kepada warga sipil setempat, termasuk pelarangan merokok dan memangkas cambang.

The Sun memberitakan sejumlah wanita yang khawatir dengan masa depan mereka telah kabur dari Afghanistan. Sementara, para ayah semakin mengkhawatirkan nasib anak-anak perempuan mereka bila suatu saat menjadi budak seks kaum ekstremis.

"Sejak Taliban mengambil alih (pemerintahan), kami merasa tertekan. Di rumah, kami tak bisa bicara dengan keras, tidak bisa mendengar musik, dan tak berani meminta para wanita pergi ke pasar," sebut Haji Rozi Baig, seorang warga Afghanistan, dikutip dari The Sun.

"Mereka (ekstremis) menanyai soal anggota keluarga. Sub-komandan Taliban berkata Anda tidak boleh menyembuniyak gadis usia di atas 18 tahun, karena itu berdosa. Mereka (para gadis) harus menikah."

Haji Baig mengatakan hijab diwajibkan bagi para wanita. Perempuan diperbolehkan sekolah asalkan guru mereka perempuan.

The Sun mengabarkan bahwa pada Rabu, Taliban berhasil menguasai jalur perbatasan penting Spin Boldak yang berbatasan langsung dengan Pakistan.

Menteri dalam negeri Afghanistan menegaskan bahwa pemerintah berhasil menguasai keadaan, namun, sumber intelijen Pakistan menyebut bahwa kini bendera putih Taliban justru makin banyak berkibar di kota-kota Afghanistan.

Rekomendasi