ERA.id - Kemampuan anak dalam mengembangkan kreativitas turut dipengaruhi oleh pola asuh orangtuanya.
Menurut Psikolog klinis anak, Reti Oktania, orangtua jangan banyak kritisi terutama saat si kecil mulai mengeksplorasi kemampuannya di bidang seni.
"Kalau orang tua mendampingi anak berkreasi itu perlu untuk kita notice, tapi tidak mengkritisi jadi kalau dilihat anak mulai berkarya, support saja," kata Reti di sebuah acara di Bandung, seperti dikutip Antara.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, seringkali orangtua memiliki ekspektasinya sendiri, kemampuan anak harus bagus dan tidak jarang mengkritik karya anak.
Untuk anak di bawah 14 tahun, Reti mengatakan orangtua perlu memberikan kesempatan kepada anaknya agar bisa mengeksplorasi di berbagai bidang baik seni maupun bidang lainnya.
Jika sudah demikian, anak bisa mencari inspirasi dari mana saja mulai dari yang terjadi di sekelilingnya hingga media digital sebagai media referensi mereka.
Seni juga bisa menjadi terapi untuk anak yang tidak percaya diri mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata sehingga saat dewasa bisa menghindari anak dari gangguan kesehatan mental.
"Seni memang punya unsur terapi, jadi ada perasaan emosi yang tidak bisa kita ungkapkan bisa kita salurkan lewat karya, dengan seni atau tulisan, dengan berkarya setidaknya membuat kita lebih tenang dan menyalurkan perasaan yang memang tidak bisa disampaikan dengan kata-kata," katanya.
Reti menyarankan orang tua menurunkan ekspektasi bahwa karya anak harus bagus saat mencoba mengikuti kompetisi bidang seni dan tidak menuntut anak untuk juara.
Dengan membiarkan anak menyalurkan kreativitasnya sesuai usia orang tua dapat menemukan bakat anak dan membangkitkan semangat anak untuk mencoba berkompetisi.