ERA.id - Kisah inspiratif datang dari bocah berusia 7 tahun, Cavanaugh Bell asal Maryland, Amerika Serikat. Tak seperti bocah 7 tahun pada umumnya, Bell lebih dewasa dan berani terjun langsung memberi kebutuhan di masa pandemi.
Bell yang masih duduk dibangku sekolah dasar memiliki sebuah organisasi nirlaba sendiri bernama Cool and Dope. Di bawah organisasi itu ia ingin membantu orang-orang yang membutuhkan, terutama di masa pandemi COVID-19.
Truk setinggi 53 kaki itu dia pasok dengan beragam kebutuhan mulai dari pakaian, selimut, sepatu, popok, makanan, produk kebersihan, mantel, dan lainnya. Semua barang itu dia berikan ke komunitas Pine Ridge Reservation di South Dakota.
Kota kecil ini dianggap sebagai salah satu yang termiskin dan terasingkan di Amerika Serikat. Bell berkata, “Kami mengemudi bermil-mil dan langsung tidak ada apa-apa. Saya seperti, ‘Yah, mungkin kita harus melakukan sesuatu untuk mereka karena mereka berada di antah berantah.”
Cavanaugh Bell (Instagram/@cooldopeliving)
Melihat kondisi kota itu, Bell pun khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa mendatang terutama saat musim dingin tiba. Dia juga mengaku tersentuh dengan kenyataan bahwa mayoritas komunitas Pine Ridge berjuang melawan kemiskinan, meningkatkan angka bunuh diri dan masalah kesehatan.
“Cuaca mulai dingin, ditambah September adalah bulan Kesadaran Bunuh Diri Anak-Anak, dan Pine Ridge Reservation memiliki anak-anak yang paling banyak (mati karena) bunuh diri,” kata bocah 7 tahun itu, dikutip People, Selasa (10/9/2020).
“Saya hanya mencoba melakukan yang terbaik untuk mereka. Saya hanya mencoba membuat mereka memiliki senyum lebar di wajah mereka,” lanjutnya.
Menurut organisasi nirlaba Remember, tingkat bunuh diri remaja 150 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional Amerika Serikat. 97 persen berada di bawah garis kemiskinan dan berpenghasilan kurang dari 3.500 dolar (Rp52 juta) setahun.
Dari data itu sedikitnya hanya 19 persen yang mampu hidup dan bertahan hingga usia 50 tahun.
Mengingat akan hal ini Bell pun membuka donasi lewat berbagai platfom, seperti Amazon, GoFundMe, atau bisa datang langsung ke lokasinya untuk memberi bantuan. “Sungguh suatu berkah bisa membantu mereka,” kata Bell.
“Saya mencoba memastikan mereka memiliki apa yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, karena itu satu-satunya tanah (tempat tinggal) mereka dan mereka (seperti) keluarga saya,” ungkapnya.
Bantuan pertama yang sudah dia gerakan terjadi di bulan Juli 2020. Melihat antusiasme yang luar biasa, Bell kembali fokus dengan bantuan khusus musim dingin.
Menurutnya musim dingin ini rentan dengan penyakit flu dan bisa menjadi kombinasi ganas dengan virus korona. Dia ingin memastikan semua orang yang menerima bantuannya dalam keadaan aman.
“Tidak adil bahwa kami memiliki kehidupan yang hebat dan bahagia ketika mereka menderita di antah berantah,” katanya.
Selain itu Bell juga fokus dengan tujuannya untuk menghilangkan bullying. Dia menargetkan saat usainya 18 tahun kasus bullying harus hilang dari muka bumi. Hal ini lantaran Bell punya pengalaman buruk dengan menjadi korban bullying.
“Saya diintimidasi karena melakukan pekerjaan lebih cepat dari yang lain. Saya memiliki kegelapan di dalam diri saya dan saya tidak ingin anak-anak merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan,” ujar Bell.
Lebih lanjut Bell mengatakan siapa pun tanpa batasan umur bisa melakukan apa saja dalam hal kebaikan.