Tim Editor
ERA.id - Media sosial tengah dihebohkan dengan beredarnya video syur mirip artis Nagita Slavina yang berdurasi 61 detik. Namun, banyak netizen tak percaya bahwa video itu adalah istri Raffi Ahmad. Mereka yakin bahwa video itu sudah diedit oleh oknum tak bertanggung jawab.
Menanggapi hebohnya video syur mirip Nagita Slavina, Pakar Telematika, Roy Suryo akhirnya menganalisis dibalik video berdurasi 61 detik. Hal ini terungkap dari unggahan video di Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2.
Roy Suryo menganalisis bahwa perempuan yang membuat video syur itu memang ciri-cirinya mirip dengan Nagita Slavina. Namun, bisa saja bagian wajahnya diedit lewat aplikasi.
"Saya katakan juga mirip tapi banyak yang mengatakan ini rekayasa karaena itu fotonya tempelan. Kemudian, diedit dan sebagainya. Saya jelaskan itu bukan rekayasa," ujar Roy Suryo.
Lebih lanjut, dibagian tubuh dari perempuan itu terdapat tato. Namun, ia tak bisa memastikan apakah video syur itu benar-benar Nagita Slavina atau bukan. Tetapi, ia mendukung upaya kepolisian untuk menyelidik kasus ini.
"Ini benar ada orang seperti itu dengan tato dibagian tubuhnya seperti itu. Tapi apakah dia adalah Nagita Slavina? Nah itu biarkan kepolisian yang menyidiknya. Saya mendukung upaya dari sahabat saya Putra Ramadoni. Demi apa? demi kebaikan dan nama baik Nagita Slvaina," tutur Roy Suryo.
Nantinya, istri Raffi Ahmad ini akan melewati uji forensik apakah ciri-cirinya mirip dengan video syur tersebut atau tidak. Selain itu, Roy Suryo menegaskan bahwa kepolisian akan mengejar penyebar video syur tersebut.
"Diuji forensik, diperbandingkan apakah bentuk ciri-cirinya benar atau tidak bakal ketemu. Nanti yang dikejar adalah pengunggahnya atau pengedarnya. Karena beredarnya video seperti ini, memang ada hukumnya," ucap Roy Suryo.
Tak hanya pengedar video, kepolisian akan menangkap orang yang sengaja mengedit video tersebut. Ia mengatakan bukan rekayasa lantaran tubuh itu memang adalah seorang perempuan. Hanya saja, dibagian wajahnya sengaja diedit mirip Nagita Slavina.
"Bukan yang melakukannya, tapi pengedarnya, yang mendistribusikan atau bahkan kemudian yang melakukan rekayasa terhadap video itu,"
"Kenapa saya bilang bukan rekayasa? karena bisa dari aplikasi face, face app itu biasanya merekayasa bagian wajah dengan durasi terbatas." tambahnya.
