Perang Melenyapkan Pulau Sampah di Samudera Pasifik Dimulai

| 04 Oct 2019 14:11
Perang Melenyapkan Pulau Sampah di Samudera Pasifik Dimulai
System 001 yang memulai membersihkan sampah di Samudera Pasifik. (Twitter/The Ocean Cleanup)
Jakarta, era.id - Sampah plastik yang mencemari lautan di dunia telah menimbulkan kekhawatiran. Beragam upaya pun terus dilakukan untuk membersihkannya. Harapan itu semakin benderang dengan terciptanya sebuah alat apung besar yang dapat mensterilkan segara dari sampah.

Inovasi itu dibuat oleh ilmuan Belanda dan telah dicoba di Samudra Pasifik pada Kamis (3/10). Pendiri dan CEO Ocean Cleanup Boyan Slat bilang, alat apung besar atau System 001 yang memiliki panjang 600 meter itu telah berhasil menangkap dan menahan sampah dari tumpukan sampah plastik di lautan.

"Hari ini, saya sangat bangga berbagi dengan Anda bahwa kami saat ini sedang menangkap plastik," ujar Slat pada konferensi pers di Rotterdam, seperi dikutip CNN, Jumat (4/10/2019).

Slat juga menyebutkan, alat ini dapat mengambil puing-puing mulai dari ukuran besar seperti jaring penangkap ikan yang ditinggalkan pemiliknya, hingga barang kecil seperti plastik yang memiliki ukuran satu milimeter. 

Baca Juga: Peran Besar Greta Thunberg untuk Perubahan Iklim Global

System 001 penangkap sampah. (AP)

Sistem pembersih sampah ini memiliki bentuk seperti huruf U yang bergerak sesuai arus dan menangkap setiap plastik atau sampah yang melewatinya. Sistem yang mengambang di permukaan air ini memiliki layar sedalam tiga meter untuk menjebak debit sampah hingga 1,8 ton tanpa menganggu kehidupan laut di bawahnya. 

Perangkat ini juga dilengkapi dengan satelit dan sensor sehingga dapat memberi informasi kepada awak kapal yang akan mengumpulkan sampah dalam beberapa bulan.

Sebelum akhirnya berhasil menangkap sampah di lautan Pasifik, pada awal tahun lalu, sistem ini sempat mengalami kendala teknis saat membersihkan sampah plastik. Dilansir dari voaindonesia.com, alat tersebut rusak setelah tanpa henti diterpa angin dan gelombang di Samudra Pasifik.

 

Pulau sampah di Samudera Pasifik

Alat ini sudah dikerahkan untuk mengambil sampah di sebuah pulau sampah yang dikenal sebagai 'The Great Pacific Garbage Patch', atau kumpulan-kumpulan sampah plastik di Samudera Pasifik yang kini meluas dengan ukuran yang sangat besar. 

Kumpulan sampah plastik yang mengambang di lautan antara Hawaii dan California ini terus membesar hingga berukuran 1,6 juta Km persegi. Bahkan luas hamparan sampah ini hampir seluas daratan Indonesia atau 1,9 juta km persegi, demikian laporan dalam jurnal Scientific Reports yang dipublikasi majalah Nature.

Dalam studi itu disebutkan, sampah di wilayah ini telah mengalami peningkatan sebesar 10 hingga 16 kali lebih banyak dari jumlah yang diduga sebelumnya. Yang menyeramkannya lagi adalah sampah di sana tidak mengalami pengurangan. 

 

Baca Juga: Bagaimana Greta Thunberg Menginspirasi Musisi Dunia

Dilansir National Geographic, 'The Great Pacific Garbage Patch' ditemukan pertama kali pada tahun 1990-an, dan sampah-sampah tersebut berasal dari negara-negara di Lingkar Pacific atau Pacific Rim yang tersebar di Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Wilayah ini adalah arus beputar yang dihubungkan oleh Zona Konvergensi Subtropis Pasifik Utara --yang terletak beberapa ratus kilometer utara Hawaii. Zona ini merupakan tempat air hangat dari Pasifik Selatan bertemu dengan air dingin dari Kutub Utara. Zona ini berjalan layaknya jalan raya yang terus memindahkan satu sampah dari berbagai wilayah.

Pulau ini bukanlah kumpulan plastik yang padat, melainkan terdiri dari 1,8 triliun bagian plastik. Sampah ini juga diperkirakan memiliki bobot mencapai 88 ribu ton atau setara dengan 500 pesawat jet jumbo.

 

Temuan pulau sampah di Pasifik ini sangat mengejutkan para ilmuan di dunia, termasuk salah satu pemuda berusia 20 tahun asal Belanda, Boyan Slat, yang menciptakan inovasi untuk membersihkan sampah di lautan.

Ide Boyan itu kemudian didukung oleh Ocean Cleunup Foundation --organisasi lingkungan non-pemerintah yang berbasis di Belanda-- untuk bekerja sama membersihkan jutaan ton sampah plastik di lautan.

Ocean Cleanup sedang mengembangkan cara untuk menggunakan arus sebagai keuntungan, melihat mesarnya arus berputar di lautan membuat sampah sulit untuk dikumpulkan. Hal ini lantas membuat Slat membayangkan sebuah alat pembersih yang mengapung dan akan menyaring sampah dari permukaan, namun tetap memungkinkan kehidupan air di bawahnya, dikutip boredpanda.com 

Rekomendasi