Menghadapi para Ekshibisionis yang Hobi Pamer Penis di Ruang Publik

| 18 Oct 2019 18:05
Menghadapi para Ekshibisionis yang Hobi Pamer Penis di Ruang Publik
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Perilaku ekshibisionis di ruang publik masih terus terjadi. Beberapa hari lalu, seorang warganet perempuan membagikan pengalamannya melihat seorang laki-laki pengendara motor berhenti di pinggir jalan, kemudian memamerkan penisnya.

Diceritakan, saat itu perempuan tersebut sedang menunggu bus di dekat mal, di Depok. Tiba-tiba pengendara motor pelaku ekshibisionis menghampiri si perempuan dan mengeluarkan penis, serta memanggilnya.

Cerita itu berasal dari tangkapan layar pengguna Instagram. Pengguna Twitter bernama @daendaraRx lalu menyebarkan cerita tersebut, hingga sampai saat ini mendapat retweet lebih dari 14 ribu kali dan likes lebih dari 8.000 kali.

Lantas, bagaimana sebaiknya menghadapi mereka?

Dilansir dari psychologitoday.com, ekshibisionisme adalah kelainan seksual seseorang yang ditandai dengan adanya dorongan, fantasi, atau tindakan memamerkan alat kelamin kepada orang lain, terutama kepada orang asing. Kondisi ini merupakan gangguan paraphilia (paraphilic) di mana seseorang memiliki dorongan seksual terhadap objek yang bukan manusia atau orang asing tanpa persetujuan.

Menurut ahli, dikutip dari techandlifestylejournal.com, para pelaku ekshibisionis menganggap perilakunya adalah gaya hidup. Beberapa dari pelaku ekshibisionis itu juga mengaku mendapat sensasi langka ketika menunjukkan alat kelaminnya ke orang asing.

Baca Juga : Memahami Crosshijaber: Dari Kecaman sampai Keberagaman Gender

Secara umum, para ekshibisionis itu mendapatkan kepuasan tersendiri ketika menjadi perhatian dan membuat orang lain terganggu dengan perilakunya. Mereka senang jika orang lain terkejut, kaget, dan takut.

Dilansir dari verywellfit.com, Psikolog Forensik Stephen Hart mengatakan, para ekshibisionis bakal merasa terangsang justru ketika melihat ekspresi orang lain kaget. Karena itu, dia menyarankan, tidak perlu memberi reaksi seperti itu ketika berhadapan dengan para ekshibisionis.

"Cobalah untuk meninggalkan situasi secepat dan setenang mungkin, tanpa memberi kaget atau syok. Terus bergerak menjauh," kata Hart.

Dia melanjutkan, kalau pun korban ingin memberi reaksi, berikanlan tatapan mata melotot atau jijik. Kalau perlu, ancam mereka dengan menelepon polisi.

"Jangan diam, mendekatinya, atau melakukan serangan tanpa alasan. Itu mencari masalah. Jika ekshibisionis datang ke arahmu, larilah ke tempat yang aman. Jika dia dekat dan kamu melawan, pasti melawan balik. Anda harus menganggap Anda sedang berjuang untuk hidup Anda," lanjutnya.

Rekomendasi