Jadi, tidaklah keliru jika kita membahas sepak terjang mereka di Hari Perempuan Internasional ini. Berikut adalah delapan band perempuan yang paling menyita perhatian di Tanah Air. Sekadar pemberitahuan, urutan ini bukanlah peringkat, melainkan susunan yang dibuat sesuai kebijakan redaksi.
1. Dara Puspita
Pada 1964 Dara Puspita terbentuk dengan anggota Titiek Adji Rachman (gitar, vokal), Lies Soetisnowati Adji Rachman (bass, vokal), Susy Nander (drum), dan Ani Kusuma (gitar, vokal). Kehebatan band ini terendus hingga mancanegara tatakala mereka menggelar konser di wilayah Asia hingga Eropa dan merilis sejumlah single di bawah naungan label rekaman Decca Record, Inggris. Jurnalis The Wall Street Journal, Sara Schondhardt bahkan membandingkan Dara Puspita dengan Pussy Riot, band punk perempuan asal Rusia.
2. The Singers
Band ini terbentuk pada 1967 dengan personel Sally Sardjan (kibord), Neneng Salmiah (gitar, vokal), Shinta Dungga (gitar,vokal), Henny Poerwonegoro (vokal, drum), Tuti Thaher (bass), dan Uun Sarbini (gitar). Album debut self-titled mereka dirilis di bawah naungan label Dimita Moulding Industries, yang juga merilis album-album Koes Bersaudara dan Pandjaitan Bersaudara (Panbers).
3. The Beach Girls
Band ini dimotori oleh Anny Kusuma dan terbentuk pada periode yang sama dengan Dara Puspita dan The Singers. Salah satu personelnya, Veronica Timbuleng, menikah dengan Rhoma Irama dan membentuk Soneta Girls pada pertengahan era 70an.
4. Wondergel
Memasuki era 90an, tepatnya 1992, muncul enam perempuan yang memainkan musik britpop dengan oplosan new wave dan punk. Sebelum bubar, band yang digawangi Meita (vokal), Vivie (vokal), Nanda (gitar), Lala (bass), Meta (kibord), dan Astrid (drum) ini merilis satu-satunya album berlabel self-titled di bawah label M Music Production/Music pada 1997. Pada 25 Mei 2017, Wondergel melakukan reuni dengan merilis ulang single Asa di Mana dalam format digital via Ripstore Asia
5. Geger
Geger Band kemudian muncul pada 1996. Beranggotakan Elie (vokal), Wiwi (kibord), Hera (gitar), Cynthia (bass), dan Dewi (drum) band ini merilis album perdana, Tajir pada 2001. Lagu ini terbungkus dalam kemasan vokal melengking yang disilangkan dengan tetesan nada-nada etnis pentatonik plus bebunyian gitar distortif. Setelah merilis Tajir , Geger menghilang dan muncul lagi dengan vokalis baru, Rinada, pada 2016.
5. Traxap Loonatic
Pada masa yang sama, band jebolan Gang Potlot ini muncul ke permukaan. Atik (vokal), Regina (bass), Anissa (gitar), Putri (gitar), dan Tathe (drum) merilis satu-satunya album mereka, Berisik pada 1997 yang melahirkan single Buaya Darat.
6. SHE
Sekarang ke era 2000-an, di mana sebuah band bernama SHE meluncur dari Kota Kembang Bandung. Merilis album perdana Tentang Aku, Kamu, dan Dia pada 2005, band yang merupakan akronim dari Sound and Harmony Eclectic ini dihuni banyak personel yang bergantian keluar masuk. Sebut saja Daezty, Qoqo, Arnie, Yayo, disty, Arina, Kika, Riry, Achi, dan Melly.
7. Boys Are Toys
Masih dari Bandung. Boys Are Toys meluncur di scene independen dengan gelontoran lagu-lagu punk yang diabadikan dalam album bertajuk Weah Weah of the Blah Blah (2003).
8. Voice Of Baceprot
Apa jadinya jika tiga remaja perempuan berhijab memainkan musik yang dianggap tidak ‘lazim’? Ya, Firrda Kurnia (vokal, gitar), Euis Siti Aisyah (dram), dan Widi Rahmawati (bass) memilih memainkan musik metal di tengah pro dan kontra yang menggelayuti setiap langkah mereka. Voice Of Baceprot (baceprot dalam bahasa Sunda berarti ‘bawel’ atau ‘berisik’), tengah menggarap album perdana setelah sebelumnya merilis single The Enemy of Earth Is You.
Itulah delapan band perempuan yang pernah dan masih eksis di Indonesia. Jumlah ini hanya sebagian, karena masih ada nama-nama hebat lain seperti Pretty Sisters, One Dee and the Ladyfaces, The Orchids, Anoas, Antique Clique, Ress Group and Partha Putri, The Doctor, Clover, Shima dan banyak lagi.