Masih mengemas distorsi rapat dengan ketukan drum yang catchy, EP berisi enam lagu ini merupakan rangkuman perjalanan Starwick yang tidak bisa dibilang pendek. Menyebar materi di beberapa kompilasi dan media sosial dari 2004-2012, beberapa materi lama itu kini bertemu dalam satu rumah.
"Sebenarnya sejak 2011 sampai 2013 itu kami terus melakukan proses recording, tapi memang belum waktunya aja kali yah, sehingga hanya lagu Just Fair yang bisa diselamatkan dan kemudian menjadi rilisan Bah! Records (A Typical Moment You Would be Happy to Put on Repeat Compilation, 2012)," kata Dindin, dilansir dari siaran pers yang diterima meja redaksi.
Proses penggarapan album ini dibantu Ario Hendarwan (The Adams) sebagai juru mixing merangkap produser, Rully Pratama Putra, Gigih Suryoprayogo (The Adams), dan Pandu Fathoni (The Adams, Morfem) yang menjadi sound engineer serta Steve Corrao yang me-mastering album di Sage Audio, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat. Sedangkan untuk rekamannya, dilakukan di Studio Ario Bekasi and Studio Teras Belakang Tangerang.
Picture of Tomorrow berbicara tentang isu sosial politik seperti dalam How The Story Ends dan kehidupan sehari-hari semisal dalam trek titel album ini. Rencananya, dalam waktu dekat mereka akan menindaklanjuti album mini ini dengan sekuelnya.
"Konsepnya memang double EP, dengan lagu-lagu lama di EP pertama dan lagu baru di EP kedua. Jadi target jangka pendeknya adalah perekaman lagu-lagu baru untuk materi EP kedua," lanjut Dindin.
Picture of Tomorrow ini akan dirilis secara resmi pada 21 April 2018 dalam format cakram padat. Enam trek bertenaga yang bersemayam di dalamnya siap menerjang telinga kamu.