ERA.id - Masyarakat Perumahan Taman Jaya, Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang resah dengan penerapan portal yang dibuat oleh warga setempat berinisial SC secara pribadi.
Sebab portal yang berlokasi di blok C RT 001 RW 011 ini dinilai mengganggu aktivitas masyarakat.
Ketua RT 001, Dahyar mengatakan portal tersebut telah dibuat oleh SC sejak tiga bulan lalu. Awalnya akses warta tersebut memang sudah diportal dengan ukuran normal yang dapat dibuka dengan waktu tertentu.
Namun, SC yang tanpa persetujuan masyarakat mengganti portal tersebut dengan yang dibuatnya. SC yang merupakan pensiunan TNI berpangkat Mayor ini membuat portal tersebut dengan alasan jalan yang rusak.
"Padahal kalau kita lihat jalan rusak karena hujan lalu banjir," ujarnya, Selasa, (19/4/2022).
Portal yang dibuat oleh SC awalnya tak dipermasalahkan oleh masyarakat. Sebab ketinggiannya masih relevan. Namun, SC mengurangi ketinggian portal tersebut. Hal ini membuat masyarakat resah.
Apalagi, banyak masyarakat yang memiliki usaha di blok tersebut. Mobil box untuk distribusi barang ke usaha milik masyarakat pun tak bisa lewat. Kecuali, maminta SC untuk membukanya. Sebab kunci portal tersebut ada ditangannya.
"Setelah itu tingginya direndahkan lagi, sehingga itu membuat ada satu pergolakan dari warga. Seakan-akan usaha warga dimatikan oleh SC ini sehingga warga laporkan ke pengurus (pengurus RT dan RW)," tutur Dahyar.
Mendapat aduan masyarakat, pihak RT dan RW pun sempat membuka portal itu. Namun tak lama portal itu ditutup kembali oleh ormas yang diduga suruhan SC.
"Dipasang portalnya oleh ormas, saya juga tidak tahu ormasnya apa," ungkap Dahyar.
Dia mengatakan, portal tersebut seperti menjadi jalur utama bagi masyarakat yang memiliki usaha. Sebenarnya ada akses alternatif namun sempit dan tak strategis.
"Kalau ada portal itu usaha kita enggak jalan. Karena dari RT 1 saja yang berakibat fatal ada 4 usaha," ungkap Dahyar.
Keberadaan portal tersebut juga mempengaruhi lalu lalang ambulance dan mobil pemadam kebakaran (Damkar) bila ada peristiwa darurat. "Akses ambulance dan Damkar susah waktu pernah," imbuh Dahyar.
Dahyar mengatakan SC memang terkenal dengan pribadi yang arogan. Dia merupakan seorang pensiunan TNI berpangkat mayor yang baru lepas jabatan pada Februari 2022 lalu.
"Dari dulu pak (terkena arogan), kemauan dia harus dijalankan. Warga sempet demo juga," ungkapnya.
Akibat masalah portal masyarakat dan keluarga SC pun sempat konflik bahkan sampai meletuskan senjata api (Senpi). Peristiwa itu terjadi pada 26 Maret lalu.
Saat itu, Dahyar bersama 3 warga lain yakni Robi, Riki dan 1 petugas keamanan hendak membuka portal tersebut setelah mendapat izin dari RW setempat. Namun dicegah oleh SC dan keluarganya. Disanalah keributan terjadi yang mengundang perhatian masyarakat sekitarnya.
Cekcok pun tak terhindarkan. Saat keributan terjadi, menantu SC berinisial JLT kata Dahyar mengeluarkan senjata api dan meletuskannya ke atas.
"Alasan dia keluarkan senpi karena mengejar orang yang bawa Sajam. Dia (JLT) pegang plastik merah dan bilang ada Sajam. Sampe sekarang saya tidak tau dan tidak yajin ada itu," ungkap Dahyar.
Dahyar mengatakan pihaknya tak melaporkan peristiwa itu ke polisi. Sebab, saat peristiwa terjadi sebenarnya telah diambil alih oleh Polsek Cipondoh.
"Jadi Kapolsek berikan arahan kepada kita 'kalo ada unsur pidana silahkan lapor dalam hal ini polisi tidak bela kiri kanan. Kalo masalah portal dibuka bagaimana itu diserahkan ke pak lurah," jelasnya.
Warga dan SC pun telah melakukan dua kali mediasi. Namun, dari dua kali mediasi tersebut hasilnya deadlock.
Salah satu warga Robi mengaku dirinya sempat menjadi korban kebrutalan keluarga SC saat konflik pada 26 Maret 2022 itu terjadi. Robi sempat mendapat pukulan dari anak SC yang berinisial RM saat melerai pertikaian antara warga bernama Riki dan SC.
"Saat ribut (Riki dan SC) saya pisahkan. Satu anaknya bernama RM cekek saya dan tonjok saya. Saya enggak tau dia serobot saya. Akhirnya saya berantem berdua dengan si RM," jelasnya.
Saat pertikaian itu, JLT mengeluarkan pistol dan menembakkan ke udara sebanyak dua kali. "Tiba-tiba dia bilang ada yang bawa golok, itu kita juga enggak tahu," imbuhnya.
Masyarakat pun kata Robi menemukan bukti selongsong peluru tersebut yang kemudian diamankan oleh Polsek Cipondoh, satu lagi diambil JLT. Kata Robi, JLT mengaku sebagai anggota polisi dari Jatanras Unit 1 Polda Metro Jaya.
Portal yang dibuat oleh SC kini masih berdiri kokoh. Masyarakat berharap portal tersebut segera diganti dengan yang semula.
Lurah Cipondoh Makmur Asad Nasrullih pihaknya telah memediasi kedua belah pihak. Namun hasilnya selalu buntu.
"Kelurahan sudah dua kali melaksanakan. Emang belum ada titik temunya. Insyallah kita akan musyawarah lagi. Yang kita kedepankan kan musyawarah," katanya.
Dia mengatakan, pihak kelurahan tidak bisa berbuat banyak. Sebab, lahan portal itu bukan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.
"Jadi kita mau bertindak secara eksekusi kan tidak bisa karena tanah itu kan bukan tanah pemerintah, repot. Itu belum diserahkan ke Pemda, secara kebijakan saya enggak bisa fisiknya (bongkar)," jelasnya.