Ganjar Sebut 7 Ajaran Sunan Drajat Tetap Relevan di Segala Zaman

| 18 Mar 2023 18:29
Ganjar Sebut 7 Ajaran Sunan Drajat Tetap Relevan di Segala Zaman
Ganjar Pranowo saat berziarah ke Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. (Istimewa)

ERA.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan ziarah ke Makam Raden Qosim atau yang akrab disebut Sunan Drajat, di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (18/3/2023).

Begitu tiba di lokasi, Ganjar pun membaca tujuh ajaran Sunan Drajat diantaranya, Memangun resep tyasing Sasoma (selalu membuat senang hati orang lain). Jroning suka kudu éling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada). Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan). 

Kemudian, Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu). Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita-cita luhur). Dan yang terakhir, Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan salat lima waktu)

"Tujuh ajaran itu saya kira akan tetap relevan di segala zaman. Apalagi ajarannya sangat sarat makna," kata Ganjar.

Siapapun yang berziarah ke sana, bisa membaca karena termaktub di dinding cungkup makamnya di kawasan Drajat, Lamongan Jawa Timur. Kalimat-kalimat itu merupakan bagian terakhir dari tujuh ajaran anggota Walisongo yang memiliki nama Muhammad Qosim ini. 

Tujuh ajaran berbahasa Jawa itu kini termaktub pada bagian atas gapura yang jadi pertanda perbedaan ketinggian di komplek pemakaman Sunan Drajat di Lamongan.

"Dan tujuh ajaran itu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," katanya. 

Sunan Drajat memang dikenal sebagai anggota Walisongo yang memiliki kepekaan sosial sangat tinggi. Sehingga metode dakwah yang digunakan menggunakan kalimat yang mudah dipahami masyarakat. 

"Jadi beliau mentransformasikan ajaran-ajaran tersebut kepada kita. Agar dalam kondisi apapun, suka maupun duka selalu ingat pada Allah minimal lewat salat lima waktu," kata Ganjar. 

Ziarah di makam Sunan Drajat ini merupakan titik ke empat dalam rangkaian nyadran Walisongo yang dilakukan Ganjar Pranowo bersama istrinya Siti Atikoh. Setelah dari makam Sunan Drajat, Ganjar dan istri bergeser ke makam Sunan Bonang di Tuban.

Berlanjut ke makam Raden Fatah, Sunan Kalijaga, Sunan Muria kemudian di makam Sunan Gunungjati di Cirebon. Seluruh rangkaian itu Ganjar dan istri bakal nyadran di makam orangtuanya.

Rekomendasi