Pemerintah Upayakan dapat Akses Pasokan Vaksin COVID-19 Negara Lain

| 25 Aug 2020 20:31
Pemerintah Upayakan dapat Akses Pasokan Vaksin COVID-19 Negara Lain
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Dok. Antara)

ERA.id - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 memastikan pemerintah berupaya untuk mendapatkan komitmen lebih awal dari negara-negara sahabat dalam penyediaan pasokan vaksin. Hal ini merupakan bentuk perlindungan kepada masyarakat.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers daring dari Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa, menekankan dalam tatanan global, pemerintah Indonesia berusaha menjadi yang tercepat dibanding negara-negara lain untuk mendapatkan akses pasokan vaksin COVID-19.

"Kami tegaskan sebagai bangsa yang besar di dunia dengan jumlah penduduk hingga 267 juta, kita harus mampu menyediakan perlindungan kepada masyarakat, dalam konteks ini adalah vaksin," ujar Wiku dikutip dari Antara, Selasa (25/8/2020).

Meskipun mencari komitmen pasokan vaksin dari luar negeri, kata Wiku, di saat yang bersamaan, pemerintah Indonesia di dalam negeri tetap berusaha untuk mengembangkan vaksin COVID-19 yang diberi nama vaksin 'Merah Putih'.

"Sementara belum tersedia vaksinnya di dalam negeri, dan ini upaya untuk melindungi bangsa, untuk menjaga akses sudah kita dapatkan dahulu dari negara-negara lain," ujarnya.

Pada akhir pekan lalu, Indonesia telah memperoleh komitmen penyediaan 290 juta hingga 340 juta dosis vaksin COVID-19 hingga akhir 2021 mendatang.

Sementara untuk akhir 2020 ini, Indonesia memiliki komitmen pengadaan vaksin sebanyak 20 juta hingga 30 juta dosis vaksin COVID-19. Komitmen itu diperoleh dari hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke Uni Emirat Arab (UEA) dan China.

Wiku menjelaskan jika nanti jumlah dosis yang sudah menjadi komitmen ternyata berbeda dengan yang dibutuhkan, Indonesia dapat melakukan negosiasi ulang. Yang penting, ujar dia, saat ini Indonesia sudah mendapatkan komitmen untuk mengakses penyediaan vaksin COVID-19 tersebut.

"Dari awal, kita bisa memastikan aksesnya tersebut, dan bila meleset, kami selalu memonitor ketersediaan vaksin di pengembang-pengembang di dunia, termasuk juga mendorong vaksin 'Merah Putih' dari Lembaga Eijkman dan Bio Farma yang ada di Indonesia," ujarnya.

Wiku mengatakan satgas dan sejumlah ilmuwan di Indonesia juga selalu memantau efektivitas dan keamanan dari kandidat vaksin COVID-19 yang nantinya akan dipilih pemerintah.

"Cara kerja vaksin adalah melindungi masyarakat sehat untuk tidak terinfeksi COVID-19 dengan cara trigger (memicu) terjadinya antibodi ygang ada pada tubuhnya. Mari kita amati bersama, di Indonesia dan dunia, dan harapannya pada uji klinis fase tiga kita dapatkan hasilnya dengan baik," jelas Wiku.

Rekomendasi