ERA.id - Kantor Staf Presiden lewat Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, dilansir IDN Times, mengaku Faisal Basri adalah seorang influencer pemerintah.
Menurut Jaleswari, influencer digunakan untuk diskusi isu strategis serta menyampaikan kebijakan-kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Untuk biayanya sendiri, Jaleswari menyebut bahwa bujet atau anggarannya seperti biaya narasumber.
"Kami perlu mendapatkan masukan-masukan terkait ekonomi dan sekaligus dalam percakapan, dalam diskusi itu, kami juga menyampaikan program-program atau kebijakan-kebijakan presiden yang kemudian sesekali beliau menuliskan di Twitter-nya," jelas Jaleswari.
Menanggapi hal itu, Faisal Basri menjawab bahwa kabar itu tidak benar. Ia sama sekali tidak pernah diminta untuk jadi influencer seperti yang Jaleswari sampaikan.
Faisal Basri juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah menerima honor sebagai pembicara dalam arti menjad influencer seperti yang dimaksud Jaleswari.
"Saya tidak pernah diminta dan memperoleh honor untuk jadi influencer agar berkicau di twitter atau media sosial lainnya. Membicarakannya pun tidak pernah."
Belakangan, Jaleswari meminta maaf kepada Faisal Basri. "Barusan ditelepon DR Jaleswari. Ia meminta maaaf telah menyebut nama saya."