Program Bimbel Calon Wali Kota Surabaya Dikritik

| 08 Nov 2020 14:01
Program Bimbel Calon Wali Kota Surabaya Dikritik
Ilustrasi Kantor KPU Surabaya (Dok. Instagram kpukotasurabaya)

ERA.id - Rencana Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang mengandalkan les atau bimbingan belajar (bimbel) untuk siswa dari keluarga kurang mampu agar bisa bersaing dengan anak orang berada yang bisa ikut les berbayar menuai kritikan. Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D menyayangkan munculnya program bimbingan belajar atau les yang diangkat di program calon wali kota.

"Program les seperti itu bukanlah program pendidikan yang lazim di dunia. Les dan bimbel seperti itu bukan best practice pendidikan di berbagai negara," katanya dikutip dari Antara, Minggu (8/11/2020).

Menurut dia, program bimbel atau les itu muncul karena masyarakat melihat peluang usaha ketika Pemerintah Kabupaten/Kota tidak efektif menyelenggarakan program pendidikan. Seperti halnya dana BOS dan lainnya digelontorkan tapi proses pembelajaran di sekolah tidak tuntas.

Akibatnya, kata dia, siswa dan orang tua mencari bantuan ke guru les atau bimbel. Bahkan tidak jarang guru sekolah merangkap jadi guru les.

"Ini praktik pemborosan anggaran APBD. Tolong benahi sistem persekolahan agar belajar di sekolah bisa tuntas dan tidak perlu menyulitkan siswa dan orang tua murid dibebani mencari bimbel atau guru les," kata Mukhtasor.

Lebih lanjut, Mukhtasor menawarkan solusi bagi lembaga bimbel dan guru les. Menurut Mukhtasor, Pemkot Surabaya perlu membuat program untuk mengonversi lembaga bimbel menjadi lembaga kreatifitas sosial atau lembaga latihan kerja.

"Harusnya pemkot itu programnya mengefektifkan sekolah agar siswa belajar dengan senang dan tuntas. Kemudian tidak perlu lalu bimbel atau les. Jalan keluarnya, para pelaku bimbel atau les difasilitasi. Mereka diarahkan agar mengkonversi lembaganya menjadi semacam lembaga kreatifitas sosial atau lembaga latihan kerja," ujarnya.

Dengan demikian, kata dia, pengangguran makin berkurang, kreatifitas sosial meningkat dan kesejahteraan warga membaik. Tentunya dana APBD bisa dialokasikan untuk hal ini.

"Dana APBD jangan untuk membuat program les yang makin membuat sistem persekolahan terpuruk tidak efektif," kata Mukhtasor.

Dalam jangka panjang, lanjut dia, les yang dimasifkan sangat berbahaya karena bisa menurunkan kualitas sekolah.

Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai NasDem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.

Rekomendasi