Takut Kepala Negara G20 Tak Datang ke Indonesia, Kemenkes Minta Aturan Perjalanan Lebih Konservatif

| 08 Nov 2021 13:45
Takut Kepala Negara G20 Tak Datang ke Indonesia, Kemenkes Minta Aturan Perjalanan Lebih Konservatif
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Dok. BPMI)

ERA.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta aturan perjalanan lebih konservatif. Hal ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 di awal tahun 2022 mendatang.

"Mungkin akan lebih baik di mata kami, di Kemenkes, kita konservatif sedikit (untuk aturan perjalanan)," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (8/11/2021).

Budi mengatakan, belajar dari pengalaman, lonjakan kasus Covid-19 kerap terjadi setelah penurunan kasus dan juga usai liburan panjang. Oleh karena itu, Kemenkes berkewajiban untuk menjaga rem. Apalagi, kata Budi, dengan tren penurunan kasus belakangan ini sudah banyak sektor yang dilonggarkan.

"Makanya saya bilang kita hati-hati dulu, terutama menghadapi Natal dan Tahun Baru," kata Budi.

Budi mengatakan, pada 2022 mendatang, Indonesia akan banyak menggelar acara-acara bertaraf internasional. Misalnya seperti G20 dan juga COP.

Kemenkes, kata Budi, khawatir apabila awal tahun 2022 terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat kelalaian di akhir tahun 2021, maka kepala negara peserta G20 tak mau datang ke Indonesia.

"Indonesia itu akan banyak event-event Internasional di tahun depan. G20 itu banyak sekali, COP juga akan dilakukan di Indonesia, di Bali," papar Budi.

"Jadi saya benar-benar khawatir, kalau nanti Januari-Februari loncat (kasus Covid-19 meningkat), itu nggak ada yang mau datang kepala negara G20 ke kita," imbuhnya.

Karenannya, Kemenkes menilai akan lebih baik apabila aturan perjalanan diperketat. Terutama menjelang dan pasca libur panjang peringatan hari besar keagamaan.

Budi mengungkapkan, berdasarkan pengalaman setahun lalu, liburan panjang hari besar keagamanan memicu mobilitas masyarakat secara lebih masif. Hal itu, nantinya akan berdampak besar pada penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air.

"Liburan itu terjadi masif movement dari orang, nah itu yang harus ditahan kalau bisa di bawah lima persen pertambahannya. Jadi dari kami, kami mintanya lebih konservatif," kata Budi.

"Nanti kalau kita bisa lewati Januari-Februari dengan baik, itu insya allah ke depannya kita bisa lebh baik. Karena kita sudah lebih ketemu cara menangani pandemi ini," pungkasnya.

Rekomendasi