Jokowi: Yang Senang Naik Mobil BBM Fosil Jangan Pindah ke Ibu Kota Baru

| 22 Feb 2022 15:14
Jokowi: Yang Senang Naik Mobil BBM Fosil Jangan Pindah ke Ibu Kota Baru
Jokowi (Dok. Instagram Jokowi)

ERA.id - Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat yang menyukai aktivitas berjalan kaki maupun hobi bersepeda untuk ikut pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Namun, dia melarang orang yang hobi naik mobil, apalagi jika masih menggunakan bahan bakar fosil, pindah ke ibu kota negara baru.

Sebabnya, kata Jokowi, IKN Nusantara memiliki konsep smart forest city atau kota hutan pintar. Pembangunan di IKN Nusantara akan memprioritaskan mobilitas warga dengan berjalan kaki, bersepeda, dan transportasi yang ramah lingkungan.

"Jadi yang pertama, yang senang jalan kaki silahkan pindah ke ibu kota baru. Yang senang bersepeda yang ingin sehat juga pindahlah ke ibu kota baru. Kalau yang senang naik mobil, apalagi kalau mobilnya pakai BBM fosil, jangan pindah ke ibu kota baru," kata Jokowi dalam sambutannya di peresmian NasDem Tower, Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Tak hanya itu, Jokowi juga mengungkapkan, IKN Nusantara juga akan menjadi 10 minutes city. Artinya, mobilitas masyarakat akan sangat mudah dan cepat. Menurutnya, masyarakat bisa mondar mandir berkeliling kota hanya dalam waktu 10 menit.

Mobilitas masyarakat ini 80 persennya akan didukung oleh transportasi umum dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan. Energi utama kota tersebut adalah energi bertenaga air atau hydropower dari Sungai Kayan.

"Jadi bukan mobil pribadi. 80 persen lebih nanti akan menggunakan energi hijau dari hydropower yang ingin kita bangun di Sungai Kayan," kata Jokowi.

"Sehingga di ibu kota baru, dari satu titik ke titik yang lain itu diperkirakan oleh city planner-nya memakan waktu 10 menit. Ini 10 minutes city. Dari sini ke sini, sini ke sini, semuanya 10 menit," imbuhnya.

Lebih lanjut, Jokowi memastikan 70 persen area di IKN Nusantara harus menjadi area hijau. Hal ini sudah menjadi perintahnya kepada jajaran menterinya.

"Jangan sampai ada sebuah anggapan bahwa kita ke sana untuk merusak hutan. Yang kita pakai ini 256 ribu hektare. Nantinya, kurang lebih 50 ribu hektare dipakai, sisanya 200 ribu memang akan dibiarkan sebagai hutan hijau," pungkasnya.

Rekomendasi