Alasan Mengapa Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Disebut Tahun Gajah dan Berbagai Kejadian Besar yang Terjadi

| 25 Nov 2022 22:00
Alasan Mengapa Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Disebut Tahun Gajah dan Berbagai Kejadian Besar yang Terjadi
Bangunan Ka'bah (unsplash)

ERA.id - Nabi Muhammad saw. lahir pada 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi. Orang Islam menyebut masa tersebut sebagai Tahun Gajah. Mengapa tahun kelahiran Nabi Muhammad disebut Tahun Gajah?

Hal tersebut terkait dengan kisah yang tercantum dalam surah Al-Fiil. Untuk lebih jelas mengenai kisah tersebut, simak penjelasan berikut.

Mengapa Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Disebut Tahun Gajah?

Makkah, kota kelahiran Nabi Muhammad saw. (unsplash)

Hari kelahiran Nabi Muhammad saw. kerap dirayakan dengan acara Maulid Nabi. Kebesaran nama sang nabi tidak hanya tersebar setelah dia menyebarkan agama Islam. Pada masa kelahirannya pun beberapa kejadian besar terjadi.

Nabi Muhammad saw. lahir pada tahun yang sama dengan terjadinya peristiwa besar di Makkah. Pasukan Raja Abrahah dari Yaman datang ke Makkah dengan menunggangi gajah. Mereka ke daerah tersebut dengan maksud meratakan Ka’bah.

Sebelum niat tersebut terwujud, para tentara bergajah luluh lantak. Atas izin Allah Swt., pasukan Abrahah hancur karena dihujani batu yang dijatuhkan oleh banyak sekali burung ababil. Batu tersebut bukanlah batu biasa, melainkan batu-batu dari tanah yang membakar.

Nah, di tahun yang sama dengan kejadian besar tersebut, seorang anak laki-laki lahir dari rahim Aminah. Sebelum kelahiran tersebut, ada sebuah peristiwa yang dialami oleh Aminah. Hal tersebut berkaitan dengan pemberian nama kepada sang anak.

Dikutip Era dari NU Online, Dalam sebuah riwayat yang dicatat Imam Ibnu Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah dikatakan:

أَنَّ آمِنَةَ بِنْتَ وَهْبٍ أُمَّ رَسُولِ اللَّهِ كَانَتْ تُحَدِّثُ: أَنَّهَا أُتِيَتْ، حِينَ حَمَلَتْ بِرَسُولِ اللَّهِ فَقِيلَ لَهَا: إنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، فَإِذَا وَقَعَ إلَى الْأَرْضِ فَقُولِي: أُعِيذُهُ بِالْوَاحِدِ، مِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ، ثُمَّ سَمِّيهِ مُحَمَّدًا.

“Sesungguhnya (Sayyidah) Aminah binti Wahab, ibu Rasulullah saw. menceritakan bahwa beliau didatangi seseorang (malaikat) ketika mengandung Rasulullah, kemudian dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Ketika dia lahir ke dunia ini, ucapkanlah, ‘Aku memohon perlindungan untuknya pada yang Maha Esa dari keburukan setiap orang-orang yang hasud, kemudian namai dia dengan nama Muhammad.’” (Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, Beirut: Darul Kutub al-A’rabiy, 1990,juz 1, hlm 180).

Para ulama menjelaskan, nama tersebut belum pernah digunakan oleh bangsa Arab sebelumnya. Saat Abdul Muttalib ditanya oleh seseorang, “ma sammayta ibnâka? ‘Akan kau namai apa cucumu?’” Abdul Muttalib menjawab, “Muhammadun.” Kemudian orang itu kembali bertanya:

كَيْفَ سَمَّيْتَ بِاسْمٍ لَيْسَ لِأَحَدٍ مِنْ آبَائِكَ وَقَوْمِكَ؟ فَقَالَ: إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ يَحْمَدَهُ أَهْلُ الْأَرْضِ كُلُّهُمْ

“Bagaimana bisa kau menamainya dengan nama yang tidak seorang pun dari nenek moyang dan kaummu pernah menggunakannya?” Abdul Muttalib menjawab, ‘Sesungguhnya aku mengharapkan seluruh penduduk Bumi memujinya.” (Imam al-Muhaddits Abdurrahman al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf fi Syarh al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam, Beirut: Darul Kutub al-Islamiyyah, juz 2, hlm 150-151).

Peristiwa ketika Nabi Muhammad saw. Lahir

Beberapa kejadian menakjubkan menyertai kelahiran Nabi Muhammad saw. Salah satunya adalah terkait kisah yang telah diceritakan di awal, yaitu tentang pasukan bergajah.

1.    Hancurnya pasukan Abrahah

Pasukan Abrahah yang datang ke Makkah dengan menunggang gajah luluh lantak pada tahun 571 M, yaitu pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Untuk diketahui, penyerangan Abrahah dipicu oleh rasa cemburunya terhadap bangunan Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat Arab dari berbagai daerah.

Ketika itu, dia telah mendirikan gereja yang sangat megah untuk menandingi Ka’bah. Namun, masyarakat Arab tetap memilih datang ke bangunan tua yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu. Akhirnya, Abrahah berniat untuk menghancurkan Ka’bah.  

2.    Istana Kisra Berguncang

Sebagaimana diungkap oleh Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi Muhammad saw., Istana Kisra berguncang dan membuat 14 ruangannya runtuh. Selain itu, api yang disucikan di Persia ketika itu tiba-tiba padam. Untuk diketahui, api tersebut merupakan api penting bagi kaum majusi atau Zoroaster dan sudah seribu tahun menyala.

Beberapa kejadian lain juga terjadi, seperti  air Danau Sawah surut, Lembah Samawah mengalami banjir, dan beberapa mata air mengering. Dikabarkan pula bahwa seorang kepercayan Kisra bernama al-Mubidzan mengalami mimpi. Di mimpi tersebut dia melihat unta-unta dengan membawa muatan yang berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta itu berjalan mengarungi Sungai Tigris dan Sungai Eufrat, kemudian menyebar ke beberapa negeri. 

3.    Kaum jin tak bisa lagi mengintip berita langit

Setelah Nabi Muhammad saw. lahir, kaum jin tidak bisa lagi mengintip berita langit. Hal tersebut disampaikan oleh kaum jin, sebagaimana dicantumkan dalam Al-Quran, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa saja yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya),” (Surat Al-Jin ayat 8-9).  

Sebelum masa kelahiran Nabi Muhammad saw., para jin bisa dengan mudahnya mendapatkan kabar dan perintah langit untuk disebarkan kepada juru ramal dan tukang sihir. Namun, hal tersebut berubah setalah Nabi Muhammad terlahir di dunia.

4.    Halimah As-Sa’diyah mengalami beberapa keajaiban

Halimah As-Sa‘diyah merupakan ibu persusuan Nabi Muhammad saw. Dikisahkan, ketika rombongan wanita dari bani Sa‘id datang mencari bayi untuk disusui dengan imbalan upah. Salah satu perempuan yang datang adalah Halimah yang diantar oleh suami dan bayi mungilnya.

Dua hari di Makkah, Halimah tak juga mendapatkan bayi. Yang tersisa adalah seorang bayi bernama Muhammad bin Abdullah. Bayi tersebut tidak dipilih oleh para wanita bani Sa’id karena Muhammad adalah seorang yatim (wanita-wanita tersebut tak akan mendapatkan upah setelah menyusui).

Setelah berdiskusi dangan sang suami, Halimah sepakat untuk menyusui Muhammad. Ketika menerima bayi tersebut dan membuka kain yang melindunginya, Halimah melihat bayi tersebut dengan penuh ketakjuban.

Wajah bayi bercahaya. Halimah kagum karena baru kali ini mendapati bayi yang luar biasa.    

Ketika si bayi disusui, air susu Halimah mengalir deras. Tak hanya itu, unta yang mereka tunggangi seketika menjadi gemuk dan kuat, padahal sebelumnya kurus. Sejak saat itu, keberkahan berlimpah kepada keluarga Halimah dan kabilahnya. 

Rekomendasi