Beberapa kalangan sejarawan Indonesia mengatakan naskah Supersemar itu terdiri beberapa versi.
Berdasarkan Eros Djarot, dkk. (2006; 7), Letkol (Purn) TNI-AD Ali Ebram, staf asisten I Cakrabirawa yang saat itu mendampingi Bung Karno, menyatakan adanya penekanan terhadap Bung Karno terkait Supersemar.
Soekarjo Wilarjito pada Agustus 1998 menyatakan adanya penodongan yang dilakukan Wakil Panglima Angkatan Darat terhadap Bung Karno untuk menandatangani Supersemar.
Sementara berdasarkan versi Budi Lintang (2015; 241), Bung Karno memerintahkan Brigjen Sabur (Komandan Resimen Cakrabirawa) untuk menyusun konsep Supersemar kepada Soeharto. Surat ini diberikan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban serta menjaga wibawa pemerintah dan tidak pernah dimaksudkan untuk peralihan kekuasaan.
Jadi, versi mana yang menurut kamu benar?
Baca juga: Penuntasan Hasrat Kudeta The King Maker