Kata Siapa Banyak TKA di Morowali?

| 08 Jul 2018 13:45
Kata Siapa Banyak TKA di Morowali?
Dede Yusuf (Instagram @ddyusuf66)
Jakarta, era.id - Komisi IX DPR bersama Satgas Pengawasan Tenaga Kerja Asing (TKA) melakulan sidak ke PT Indonesia Morowali Industri Park (IMIP), sebuah kompleks industri Smelter Nikel dan Besi terbesar di Indonesia.

Ketua Komisi IX Dede Yusuf mengungkap, tujuan rombongannya beserta Satgas pengawasan TKA mendatangi PT tersebut untuk membuktikan terkait isu TKA China yang kabarnya mendominasi di pabrik.

"Kami datangi semua, mulai dari kantin pekerja, Mess Pekerja China, Pabrik, bahkan ruang operator," kata Dede Yusuf seperti dia laporkan dalam akun instragramnya, @ddyusuf66 yang kami lihat, Minggu (8/6/2018).

Berdasarkan pengecekan, menurut Dede, total jumlah karyawan asing adalah 2.500, sementara pekerja lokal mencapai 28 ribu orang. TKA yang bekerja di pabrik tersebut tidak mencapai 10 persen.

"TKA tidak sampai 10 persen dan memiliki izin bekerja yang sah. Ini dibuktikan oleh laporan pejabat Imigrasi Kemenkumham di sana. Mungkin dulu saat pembangunan Smelter diawal 2014-2016 banyak TKA yang keluar masuk dengan kontrak perdua sampai tiga bulan,” tuturnya.

Baca: Soeharto Bapak Tenaga Kerja Asing

Menurut Dede, banyaknya TKA pada saat itu lantaran Indonesia belum berpengalaman membangun Smelter. Namun, katanya, setelah Smelter tersebut berdiri, hanya ada 10 persen TKA yang tinggal untuk melakukan transfer teknologi kepada pekerja lokal.

Di sisi lain, Dede juga mengungkap, upah atau gaji pekerja pabrik tersebut, untuk lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang baru bekerja selama enam bulan mendapt gaji Rp4 juta, sedangkan yang sudah bekerja selama dua tahun mendapat gaji Rp8 juta hingga Rp10 juta perbulan.

"Saat ini masih dibutuhkan 10.000 tambahan karyawan lagi, semuanya tenaga lokal dan lowongan terbuka bagi umum," kata politisi Demokrat ini.

Baca: Tidak Perlu Khawatir dengan Tenaga Kerja Asing

Di samping itu, Dedi mengatakan, selama berkunjung di pabrik tersebut dirinya mendapat penjelasan dari Bupati dan Ketua DPRD tentang pendapatan daerah dan multiplier effect ke daerah yang terasa besar. Bahkan, katanya, Morowali sempat mendapat angka pertumbuhan ekonomi sebesar 35 persen.

“Lima besar tertinggi di Indonesia. Jika hubungan Pemda dan industri bisa berjalan baik, sangat mungkin Morowali ke depan akan menjadi kota industri Metropolitan, dengan pendapatan daerah ratusan miliar pertahun,” jelasnya.

Dede juga menegaskan, bahwa hasil sidaknya ke pabrik IMIIP tidak ditemukan serbuan TKA. “Justru puluhan ribu pekerja kita yang berasal dari sekitar Sulawesi. Bahkan kami juga sudah minta agar Satgas Pengawasan TKA membuka posko di sana, agar pengawasan terpantau,” tutupnya.

 

Rekomendasi