Sel Mewah jadi Bukti Susahnya Koruptor Tinggalkan Kemewahan

| 27 Jul 2018 05:34
Sel Mewah jadi Bukti Susahnya Koruptor Tinggalkan Kemewahan
Lapas Sukamiskin (Foto: Istimewa)
Jakarta, era.id - Operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husein bikin Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan kebakaran jenggot. Satu hari pasca OTT, mereka langsung melakukan sidak ke Bandung, Jawa Barat guna mendalami OTT KPK.

Bersama jajarannya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan, Sri Puguh Utami menggeledah sejumlah kamar narapidana kasus korupsi, termasuk koruptor kasus e-KTP yang paling masyhur, Papa Setya Novanto. Penggeledahan kamar Novanto langsung jadi perbincangan, setelah Najwa Shihab --yang ikut dalam penggeledahan-- bersama tim produksi program televisi Mata Najwa mempertontonkan dengan gamblang berbagai keanehan yang ditemui dalam penggeledahan kamar Setya Novanto.

Sebentar, sebentar. Sebelum mengorek berbagai keanehan dalam penggeledahan kamar Novanto, ada baiknya saya paparkan dulu bagaimana kondisi kamar Novanto ketika Ditjen Pemasyarakatan bersama Najwa Shihab mengunjunginya. Dari video yang beredar di YouTube, kami coba amati kamar Setya Novanto.

Dari pengamatan kami sih, kamar Setya Novanto terlihat biasa-biasa saja. Enggak terlihat mewah seperti kamar Fahmi Darmawansyah, koruptor kasus suap pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang kedapatan menyuap Wahid Husein.

Beda banget, deh. Enggak ada kursi empuk, melainkan kursi plastik biru macam di warkop-warkop. Kasur Setya Novanto juga kelihatan sederhana dengan seprai putih tanpa corak. Ya, boro-boro perabotan mewah seperti televisi atau gadget. Hasil sidak ke kamar Setya Novanto cuma menemukan dua barang terlarang: pemanggang roti dan dispenser.

Kamar mandi Setya Novanto pun terbilang standar, enggak seperti kamar mandi Fahmi Darmawansyah yang pakai pemanas air segala. Eh, soal kamar Fahmi Darmawansyah itu, Setya Novanto mengaku sempat beberapa kali main. Tapi, Setya Novanto bilang, dia cuek saja.

Katanya, Setya Novanto sudah ikhlas dengan kondisi yang ia alami sekarang, sehingga emoh juga tuh mengurusi urusan orang lain. "Ya, kadang-kadang lihat begitu ya. Tapi ya sudahlah saya kan lagi ikhlas betul," kata Novanto sambil tersenyum manis.

Kamar palsu Novanto

Eits, tunggu dulu. Kembali pada kejanggalan yang dipaparkan Najwa Shihab. Lewat akun Instagram @najwashihab, ia memaparkan sejumlah kejanggalan yang ia temui dalam sel Setya Novanto. Pertama, soal papan besar berisi daftar nama dan sel penghuni di ruang keamanan dan ketertiban (kamtib) Lapas Sukamiskin.

Pada papan itu, terlihat secarik kertas berisi nama Setya Novanto yang terkesan seperti baru saja dicetak dan ditempel. Pokoknya, nampak beda banget deh dengan kertas yang. Menurut  Najwa Shihab sih, isi sel Setya Novanto yang ia kunjungi enggak sesuai dengan profil papa.

Buat Najwa Shihab, adanya body mist Victoria Secret Pure Seduction, gel rambut Gatsby, hingga Pucelle Splash Cologne sangat aneh. Ya seperti kita ketahui, Victoria Secret Pure Seduction biasa digunakan oleh perempuan.

Selain itu, kondisi sel Setya Novanto yang nampak rapi juga cukup aneh buat Najwa Shihab. Najwa Shihab juga menyoroti posisi duduk Setya Novanto yang seakan-akan siap menyambut kedatangan rombongan Ditjen Pemasyarakatan ketika didatangi.

Dan benar saja. Ketika ditelusuri, sejumlah fakta pun terungkap. Kamar asli Setya Novanto nyatanya ada di Blok Timur, dekat kamar mantan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno ketika dulu ditahan di Penjara Sukamiskin.

Kabarnya, kamar Setya Novanto yang sesungguhnya berukuran dua kali lebih besar dari kamar palsu yang ia tempati ketika sidak. Bahkan, menurut sumber, mobil angkutan sejatinya sering mondar-mandir di Lapas Sukamiskin untuk membawa perabot mewah yang diduga untuk mengisi sel yang ditempati para koruptor itu.

Susahnya meninggalkan kemewahan

Selain kamar Novanto, Ditjen Pemasyarakatan juga menemukan sejumlah sel narapidana dengan fasilitas mewah. Sel eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) misalnya. Di kamar Lutfi Hasan Ishaaq, Ditjen Pemasyarakatan menemukan sepeda statis, microwave, perlengkapan masak, dan steamer untuk menyetrika baju. Kamar mandinya pun mewah, dilengkapi kloset duduk dan jet shower.

Tak hanya ruang selnya saja yang mewah. Lutfi Hasan Ishaaq diketahui juga punya ruang kerja. Bayangkan, seorang tahanan punya ruang kerja sendiri, lengkap dengan peralatan kantor dan berbagai furniture pula?! Yah, bous... Situ pindah kantor?

Meski kamar Novanto tidak ada barang mewah, Najwa tidak puas. Ia kembali mendatangi beberapa kamar seperti kamar milik Nazaruddin yang merupakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang merupakan terpidana korupsi. Tapi, lagi-lagi ia tak menemukan kemewahan di kamar itu.

Soal sel palsu juga, nih. Selain kamar Setya Novanto, Ditjen Pemasyarakatan juga menemukan narapidana korupsi dengan kamar palsu. Muhammad Nazaruddin orangnya. Menurut sumber, kamar Muhammad Nazaruddin sebenarnya berada di sel yang dulu ditempati mantan Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin. Sel nomor 41 itu berada di blok Timur Atas dan besarnya dua kali lipat.

Karena penasaran akhirnya, Najwa Shihab pun meminta konfirmasi kepada Menkumham Yasonna Laoly yang saat itu hadir dalam acaranya. Ternyata, Yassona membenarkan bahwa sel tersebut bukanlah sel Setya Novanto dan Nazaruddin yang sebenarnya. "Itu bukan sel Nazaruddin dan sel Setya Novanto," ucap Yasonna.

Lantas, berapa sih yang harus dibayarkan para tikus berdasi itu untuk mendapatkan kamar mewah dan istimewa? Menurut Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menyebut bahwa sel mewah itu punya tarif mencapai Rp500 juta.

"Dari informasi awal itu ada rentangnya sekitar Rp200 juta sampai Rp500 juta untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu," ungkap Syarif kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7).

Pembayaran itu bukan dilakukan setiap bulan tapi dibayarkan ketika para koruptor itu akan menjalankan masa tahanannya. Jadi, apakah penjara berhasil membuat para koruptor itu berhasil meninggalkan kemewahannya? Kalau merujuk hasil temuan sidak, kayaknya enggak ya.