Emil Bilang di Gedung Sate Banyak Ruangan Mubazir

| 10 Sep 2018 21:22
Emil Bilang di Gedung Sate Banyak Ruangan Mubazir
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Foto: Dok Pemprov Jabar)
Bandung, era.id - Beberapa tahun ke depan, wajah Gedung Sate akan dirombak dan mendapat sentuhan arsitek. Konsep bangunan kebanggaan warga Jawa Barat itu akan dibuat supaya bisa lebih ramah wisatawan.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berencana menata ulang beberapa ruangan dan halaman Gedung Sate. Tapi dia janji tak akan mengubah struktur utama karena merupakan bangunan heritage.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku sudah berkeliling Gedung Sate di hari pertamanya menjadi orang nomor satu di Jabar. Lewat mata arsiteknya, Emil menemukan banyak ruang di gedung ini yang tak jelas peruntukannya. Dia mau ruangan itu bisa direnovasi untuk digunakan buat banyak orang.

"Saya punya mata sebagai arsitek, di sini banyak ruang-ruang mubazir sebenarnya, lebih baik dimanfaatkan oleh masyarakat seperti di halaman belakang itu. Asalkan tidak mengganggu aktivitas kerja pegawai," kata Emil di Gedung Sate, pekan lalu.

Status Gedung Sate saat ini adalah bangunan cagar budaya. Dengan status itu, seharusnya bangunan ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan. Makanya dia mau Gedung Sate ke depan berkonsep ramah wisatawan.

"Kita ingin Gedung Sate ini juga ramah kepada wisatawan lebih dari yang sekarang," ujarnya.

"Jangan angker, jangan terkesan sangat formal seperti istana negara," lanjutnya.

Gedung Sate

Emil menggambarkan penataan di beberapa sudut Gedung Sate ini seperti di halaman belakang yang akan dibuat pelataran. Di halaman tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk menerima tamu kenegaraan. Apalagi Bandung terkenal dengan udaranya yang sejuk. Realisasi penataan Gedung Sate tersebut rencananya dilakukan di tahun anggaran 2019.

Gedung Sate punya ciri sangat khas, berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya. Mulai dibangun tahun 1920, gedung ini kini jadi pusat pemerintahan Jawa Barat. Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, putri sulung Wali kota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920. Saat dibangun, melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di antaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton. Dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota Bandung).

 

Rekomendasi