Petani di Bandung Barat Gagal Panen Gegara Sawah Terendam Banjir

| 20 Mar 2023 22:15
Petani di Bandung Barat Gagal Panen Gegara Sawah Terendam Banjir
Lahan sawah milik petani yang diterjang banjir bandang (Reza Deny/Era.id)

ERA.id - Hujan lebat yang mengguyur pada Minggu (19/3/2023) membuat sawah milik warga di Kampung Sirnagalih, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ludes diterjang banjir bandang.

Akibatnya, padi di lahan sawah 2 hektare tersebut rusak tergerus arus banjir bandang dan mengakibatkan puluhan petani terancam merugi karena gagal panen. Tak hanya padi, puluhan kilogram ikan di kolam milik petani ikut ludes disapu banjir.

Entin Rostini (50) salah seorang petani menuturkan, peristiwa banjir bandang terjadi sekitar pukul 23.00 WIB dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi.

Kondisi itu mengakibatkan tanggul penahan air sungai jebol dan masuk ke lahan pertanian. Tak cuma tanggul sungai, dua tanggul jalan menuju masjid Izharul Huda rusak tak bisa dilalui warga.

"Total ada tiga tanggul yang rusak. Satu tanggul di dipinggir sungai. Dua lagi tanggul untuk akses jalan," kata Entin pada Senin (20/3/2023).

Akibatnya, padi hingga ikan mas yang tak lama lagi bisa dipanen akhirnya tersapu banjir. "Padi dan ikan emas yang siap panen habis semua disapu banjir. Padi tinggal sepekan lagi panen, kalau ikan nanti Lebaran dijual. Semuanya habis dalam semalam," tutur Entin.

Entin menuturkan akibat bencana tersebut pihaknya menderita kerugian Rp5 juta rupiah. Itu meliputi ongkos produksi lahan sawah dan pembelian bibit ikan.

"Kemarin modal beli bibit ikan Rp3 juta kalau ongkos produksi sawah Rp2 juta. Sekarang semua yang ditanam gak bisa diandalkan. Paling padi yang yang tersisa gak rusak," ujarnya.

Ketua RW 20 Abdul Majid menjelaskan banjir di lokasi itu kerap terjadi tiap tahun. Hal ini lantaran tanggul sungai belum dibuat permanen sehingga banjir jadi langganan apalagi tatkala hujan deras menerjang.

"Memang langganan banjir. Ini karena tanggul masih tanah merah belum dibuat tembok penahan tanah (TPT)," kata Abdul.

Menurutnya setiap tanggul jebol warga swadaya memperbaiki dengancara menahan menggunakan kayu dan bambu. Namum perbaikan itu nyata-nyata tak bisa menahan secara permanen karena tiap hujan selalu jebol di lokasi sama.

"Kita ingin ada perhatian dari pemerintah, tolong diperhatikan karena dampaknya cukup besar bagi warga. Bisa dibilang ini mata pencaharian. Jadi sangat diperlukan pengerasan tanggul, selama ini hanya menggunakan bambu, jadi jebol lagi," tandasnya.

Rekomendasi