Langkah itu diambil untuk menghadapi debit air sungai yang terus bertambah akibat curah hujan yang tinggi.
"Normalisasi tetap jalan. Jadi penanganan preventif supaya tidak terjadi limpahan ataupun luapan dari kali," kata Teguh, di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).
Fokus utama normalisasi sungai akan menyasar satu wilayah di Jakarta. Teguh beralasan Dinas SDA DKI terbentur oleh anggaran yang tak mencukupi sehingga normalisasi berlangsung secara bertahap.
"Kita fokus di Selatan, belum bicara Barat, mengingat anggaran yang terbatas. Seperti normalisasi kali Sunter, normalisasi kali Ciliwung," ungkap Teguh.
Teguh menargetkan sampai akhir tahun progres normalisasi akan selesai 50 persen. Kawasan kali di Pesanggarahan, Jakarta Selatan akan menjadi prioritas lantaran kerap membludak karena tidak kuat menampung debit air.
"Sampai akhir tahun progres di lapangan itu sekitar 50-60 persen," sebut Teguh.
Menindaklanjuti arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Teguh akan meminta warga yang memiliki rumah menghalangi alur kali siap untuk ditata. Relokasi terkait hal tersebut belum dijelaskan Teguh secara jauh.
"Preventif Pak Gubernur kepada warga yang ketika di ujung kali itu menghalangi (aliran) diminta kepada warga supaya segera bergeser," papar Teguh.
Sejauh ini kendala dalam normalisasi terbentur pada pembebasan lahan. Sejumlah warga menolak lahannya dipakai untuk normalisasi, sebagian dari mereka bahkan lebih memilih bertarung di meja hijau.
Dalam APBD 2018, Dinas SDA Jakarta menganggarkan Rp1,3 triliun untuk normalisasi kali, namun Pemprov DKI hanya bersedia memberikan Rp300 miliar. Skala prioritaspun Teguh terapkan agar Ibu Kota tak terendam lagi. \\
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau langsung korban banjir akibat tanggul jebol di Jati Padang, Senin (11/12). Menurut Anies, lebar sungai di Jati Padang berkurang hingga tak mampu menampung volume air dan menyebabkan tanggul jebol.
"Itu tertutup 100 persen, lebar (sungai) nya kira-kira tinggal 1 meter. Jadi, selama problem itu masih ada, selalu kita akan temui," ucap Anies.
Anies meminta warga korban banjir di Jati Padang bersedia direlokasi. Menurut Anies, relokasi harus dilakukan untuk memudahkan normalisasi sungai yang kerap meluap hingga ke permukiman warga saat hujan deras.
"Saya bicara, kalau kita harus perbaiki, ini Ibu harus geser. Tidak mungkin tidak, karena rumahnya Ibu sudah menghalangi aliran sungai", ujar Anies, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).