ERA.id - Pelaku tindakan asusila di Taman Hutan Kota, Cawang, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, diduga dari kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) kalangan ekonomi kelas menengah ke atas (high class).
Kepala Satpol PP Kecamatan Makasar Badrudin ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, mengatakan, kelompok LGBT yang diduga berbuat asusila kebanyakan dari kalangan ekonomi kelas atas.
"Mereka kebanyakan dari orang kaya. Ada mobil mewah juga, seperti Honda CRV, itu kan lumayan mewah," ujarnya.
Dia menuturkan ketika jajaran Satpol PP Kecamatan Makasar melakukan penggerebekan beberapa waktu lalu banyak mobil mewah yang parkir di sekitar Hutan Kota, Cawang.
Bahkan berdasarkan informasi yang dihimpun, saat kegiatan penyisiran di Hutan Kota, Cawang pada 2022 ditemukan ada pria LGBT mengendarai mobil Lexus.
"Jarang yang pakai mobil odong-odong. Mereka orang-orang 'high class' semua," ujar Badrudin.
Badrudin menuturkan dari hasil penelusuran, pria LGBT itu kerap memarkirkan kendaraannya di tepi jalan dekat Hutan Kota, Cawang di Jalan Mayjen Sutoyo.
Untuk akses masuk ke Hutan Kota, Cawang, mereka melalui celah pagar pembatas yang berlubang lalu melakukan tindakan asusila di sudut belakang hutan kota sehingga tidak terpantau.
"Kegiatan mereka itu malam, kalau pagi jarang. Karena kalau pagi ada petugas dari Sudin Pertamanan. Jadi, mereka malam kegiatannya," katanya.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi tindakan asusila di Hutan Kota, Cawang, Satpol PP sejak Selasa malam (25/7) memperketat pengawasan dan pengamanan di kawasan itu.
Pengamanan hutan kota itu melibatkan Satpol PP Kecamatan Makassar, Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Kebon Pala serta dua orang personel Babinsa.
"Kegiatan ini akan digelar hingga dua pekan ke depan selama 24 jam dengan sistem pergantian (shift) per tiga jam sekali," kata Badrudin.
Sementara itu, Kepala Satpol-PP Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan pemerintah daerah meningkatkan pengawasan dan penjagaan di Hutan Kota, Cawang.
"Pemkot Jaktim juga memperbaiki pagar yang jebol," ujarnya.
Budhy menambahkan, perlunya penambahan lampu sorot di hutan kota mengingat di beberapa titik lokasi itu masih gelap, sehingga rawan tindakan asusila.