Penerimaan Negara Lampaui Target, BPN : Bukan Hasil Pemerintah

| 19 Dec 2018 21:48
Penerimaan Negara Lampaui Target, BPN : Bukan Hasil Pemerintah
Dewan penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fuad Bawazier (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk pertama kalinya realisasi penerimaan negara melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahkan penerimaan pajak negara mencapai Rp1.936 triliun dan lebih tinggi dari target APBN sebesar Rp1.894 triliun.

Menanggapi hal itu, dewan penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fuad Bawazier menilai, penerimaan negara untuk pertama kalinya dalam sejarah melampaui target bukanlah karena kinerja mumpuni dari Sri Mulyani.

"Saya cuma senyum-senyum (mendengarnya)," katanya, dalam diskusi bertajuk ‘Nestapa Ekonomi Indonesia 2018" di Media Center Prabowo-Sandi, Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).

Seperti diketahui, penerimaan pajak tumbuh mencapai 15,2 persen, penerimaan bea cukai tumbuh 14,7 persen dan penerimaan negara bukan pajak tumbuh (PNBP) 28,4 persen. Ditambahkan Fuad, tingginya PNBP sebesar 28,4 persen terjadi karena naiknya harga komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional. 

Namun, penerimaan pajak yang seharusnya menjadi usaha pemerintah dan tulang punggung penerimaan negara, tidak mencapai target. Berdasarkan data per 10 Desember 2018 yang dipaparkan Fuad, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 1.163 triliun dari target Rp 1.424 triliun atau 81,7 persen 

"Pertama yang baik dari target itu adalah PNBP karena ada kenaikan harga komoditas. Itu berarti pemeritah nggak kerja apa-apa. Yang dari effort saya kira Sri Mulyani belum ada prestasi," jelasnya.

Kemudian, lanjut Fuad, hal yang sama juga terjadi pada pajak. Utamanya, kata dia, pajak penghasilan minyak dan gas (PPh Migas), meningkatnya PPh Migas juga tergantung pada kenaikan harga minyak dunia.

"PPh migas, dari Rp.38,1 triliun realisasinya data sampai 10 Desember Rp. 59,5 triliun, 158 persen karena harga Minya naik. Ini menutup juga. Yang mendingan itu PPh non migas. Target 808,8 triliun. Realisinya baru 74 persen. Kesimpulan saya, itu ditolong oleh komiditas," tuturnya.

Rekomendasi