"Ada tiga yang berhasil ditangkap kemarin di sini. Dan masih ada yang terus kita amati," kata Widodo kepada Antara di Pekanbaru, Jumat (21/12/2018).
Namun, Widodo tidak menjelaskan secara rinci identitas ketiga terduga teroris tersebut, termasuk lokasi penangkapan ketiganya.
Dia hanya menjelaskan bahwa penangkapan itu merupakan hasil kerjasama antara Satuan Tugas Anti Teror Polda Riau dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri.
"Saya tidak bisa sampaikan di sini. Cukup ini saja informasinya. Intinya kita dalam rangka melindungi masyarakat luas," tuturnya.
Meski begitu, Widodo sempat mengatakan bahwa ketiga terduga teroris yang ditangkap pada akhir November 2018 tersebut terkait dengan sejumlah aksi teror yang beberapa kali terjadi di wilayah Indonesia.
"Ada kaitanya semua. Dengan Surabaya juga. Tapi JAD (Jamaah Ansarud Daulah), JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) tidak akan saya sebutkan di sini," ujarnya lagi.
Kapolda menyampaikan hal tersebut saat menjelaskan tingkat kerawanan jelang perayaan Natal dan tahun baru di Provinsi Riau. Dia mengatakan Riau pernah punya pengalaman buruk saat perayaan Natal pada 2000 silam.
"Kita tidak boleh underestimate. Pada tahun 2000 kita punya pengalaman pengeboman gereja-gereja. Insha Allah tahun ini Riau, khususnya Pekanbaru, aman," jelasnya.
Pada Mei 2018, Mapolda Riau diserang oleh sekelompok orang dengan cara menabrak satu polisi hingga tewas dan beberap personel lainnya terluka. Namun empat pelaku penyerangan itu berhasil dilumpuhkan dengan timah panas.