Lewat keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (11/2/2019), disebutkan, ada empat kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Karangetang yakni Siau Barat Utara, Siau Tengah, Siau Timur, dan Siau Timur Selatan. Kecamatan yang paling parah kena dampak adalah Kecamatan Siau Barat Utara.
"Sedangkan untuk tiga kecamatan lainnya hanya terdampak abu vulkanik di hari pertama erupsi Gunung Karangetang," kata Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Berdasarkan data terkini, jumlah pengungsi yang ada di shelter penampungan tercatat sebanyak 132 jiwa atau 34 kepala keluarga, terdiri dari 69 orang laki-laki dan 63 perempuan. Di pengungsian SD GMIST Batubulan ada 42 orang atau 11 kepala keluarga, terdiri dari 20 laki-laki dan 22 perempuan. Ada juga 42 orang yang mengungsi di rumah-rumah kerabat. Total jumlah penyintas per 10 Februari 2019 adalah 216 jiwa, bertambah 3 jiwa dari hari kemarin.
Shelter penampungan pengungsi Gunung Karangetang (Dok. BNPB)
Selain itu, menurut Sutopo, terdapat 499 jiwa yang masih terisolir di Kampung Batubulan. Hingga saat ini, tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mencoba mengakses Kampung Batubulan.
"Perjalanan laut ditempuh dari Pelabuhan Pehe ke dermaga Batubulan selama 30 menit. Kapal nelayan terkadang tidak dapat merapat karena kondisi tinggi gelombang dan cuaca. Saat ini, BPBD menyewa kapal nelayan untuk mendistribusikan bantuan ke Kampung Batubulan," jelas Sutopo.
Selain itu, medan yang curam sejauh 900 meter hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Kondisi jalan yang berlumut juga menyulitkan tim evakuasi untuk menuju ke lokasi.
Kendati demikian, lokasi pengungsian warga Kampung Batubulan, yakni di SD GMIST dinilai masih aman dari aliran lava yang berjarak sekitar 1 hingga 1,5 km dari aliran lava. Namun aktivitas Gunung Karangetang masih perlu diwaspadai karena sifatnya fluktuatif.
"Anak-anak di Kp. Batubulan dapat kembali bersekolah mulai Senin, 11 Februari 2019 di SD GMIST dengan pembagian jadwal menyesuaikan dengan kondisi penyintas," kata Sutopo.
Pantauan udara erupsi Gunung Karangetang (Dok. BNPB)
Berdasarkan hasil pengamatan visual menggunakan drone, diketahui adanya aliran atau guguran lava yang ada di Sungai Malebuhe melalui Kampung Batubulan. Terlihat jelas adanya konsentrasi penumpukan lava di area dekat puncak Gunung Karangetang.
"Penumpukkan lava ini dikhawatirkan dapat turun secara tiba-tiba apabila volumenya mencukupi untuk terjadi guguran. Selain itu, dalam kondisi hujan dengan intensitas curah hujan tinggi, dikhawatirkan juga penumpukan lava dapat terbawa air hujan sehingga menimbulkan banjir lahar," jelas Sutopo.
Terkait dengan potensi ancaman tersebut, PVMBG merekomendasikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pada wilayah Saboang, Batuare dan Batukore.