Tim Editor
Pulau Jawa, kata Hanta, menjadi lumbung suara para partai politik (parpol) mengingat banyaknya jumlah pemilih. Angkanya hingga mencapai 28 persen pemilih, dan jika ditambah dengan Banten dan DKI Jakarta, angkanya meroket hingga mencapai 60 persen pemilih. Untuk itu, lanjut Hanta, hal yang wajar jika parpol terfokus menjaring suara di Pulau Jawa.
"Kenapa terbesar? karena di sini (Jawa) melibatkan 65 atau 68 persen pemilih di Indonesia. Kalau diekuivalenkan dengan kursi di DPR, mencapai 65 persen," ujar dia.
Pada Pilkada 2018 nanti, Hanta memprediksi semua parpol akan tetap menjaga basis suara di tiga provinsi tersebut, salah satunya untuk batu loncatan menuju pilpres 2019 mendatang.
Dikatakan Hanta, jika menengok pemilu 2014 lalu, pemilih di Jateng dan Jatim mayoritas pendukung fanatik Jokowi. Akan tetapi, Jabar menjadi wilayah yang paling cair kemungkinan mengocok ulang pilihan. Perolehan suara Prabowo di Jabar misalnya, selisih antara Jokowi dan Prabowo terpaut beberapa angka.
"Berkaca pada pemilu 2014, kalau mau melihat pemilu legislatif, siapa partai yang akan menang lihatlah pemenang Jawa Barat. Kalau pilpres, lihatlah Jawa Timur," tutup Hanta.
