"Kami kan kepingin mendekati pemilih milenial, ya kan. Selama ini banyak masukan. Data kita juga menunjukan pemilih milenial itu antara 17-30 tahun, itu kan sekitar 70-an juta," tutur Komisioner KPU Wahyu Setiawan kepada wartawan, Jumat (15/3/2019).
Film ini, kata Wahyu, bukan merupakan film komersial yang ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia. Film ini adalah bentuk sosialiasai dengan mengambil genre anak muda.
Malam nanti, KPU menggelar penayangan perdana film ini di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. KPU mengundang pasangan calon presiden dan wakil presiden, partai politik peserta pemilu, TKN 01, BPN 02, serta Badan Pengawas Pemilu.
Setelah penayangan ala-ala gala premiere ini, KPU membagikan film ini ke jajaran di bawahnya untuk ditayangkan dengan metode layar tancap. Kalian yang mau nonton nanti enggak perlu ngerogoh kocek buat tiket seharga lima puluh, misalnya.
"Setelah gala premiere ini, kami merencanakan ada kegiatan penayangan nonton bareng di seluruh Indonesia melalui jajaran KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota," jelas Wahyu.
Mungkin dengan adanya film sosialisasi ini, para pemilih milenial nanti bisa tertarik dan memahami penyelenggaraan pemilu serentak yang digelar sebulan lagi.
Mungkin juga, KPU tidak mau para pemilih milenial ini menghabiskan waktu luangnya dengan memadati bangku bioskop cuma demi nonton Dilan 1991 yang sedang tayang jelang di masa kampanye ini.
"Harapan kita dengan para peserta pemilu hadir ini akan menambah kemeriahan pemutaran perdana itu sehingga nanti berdampak positif pada pemutaran di daerah," pungkas Wahyu.
Supaya kamu tahu. Film ini dibintangi Dewi Gita, Amanda Manopo, hingga almarhum Torro Margens.