Ketika Ekonomi Makro Berhadapan dengan Ibu-ibu

| 14 Apr 2019 00:16
Ketika Ekonomi Makro Berhadapan dengan Ibu-ibu
Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga (Mahesa/era.id)
Jakarta, era.id - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menceritakan keluhan warga yang kerap ditemuinya selama kampanye. Bagi Sandi, keluhan ibu-ibu yang ditemuinya itu menjadi salah satu fakta untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan. 

Dalam catatan era.id, Sandi menyinggung dua nama ibu-ibu pada pemaparannya yang menyangkut permasalahan ekonomi. Di sesi awal debat, Sandi juga menceritakan soal Ibu Nurjanah dari Langkat, Sumatera Utara yang mengeluhkan warungnya yang sepi. 

"Untuk energi kita bangun biofuel. Kita ada 10 juta hektare lahan rusak, kita bangun. Ibu Mia di Tegal mengeluh tagihan listriknya tadinya Rp300-400 ribu sekarang di atas Rp 1 juta. Ini yang harus kita selesaikan," ujar Sandi dalam debat capres-cawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). 

Pernyataan Sandi kemudian ditanggapi oleh Jokowi. Dia menganggap persoalan ekonomi makro tak selamanya dilihat dengan cara mikro. Sebab dalam pemerintahannya, neraca perdagangan selalu menunjukkan hasil yang baik dan menjangkau semua kalangan.

Sehingga Jokowi mengatakan untuk menyelesaikan suatu persoalan ekonomi makro perlu melihat dari sisi suplai dan permintaan, serta data yang kuat. Jokowi bilang, tak mungkin membuat suatu kebijakan hanya dari keluhan satu hingga tiga orang saja.

"Cara-cara ini sudah kita mulai, kita lakukan, tapi sekali lagi ini ekonomi makro, bukan ekonomi mikro yang sekali bangun langsung jadi. Enggak bisa juga seperti Bapak sampaikan, ibu ini ibu ini. Ini mengelola ekonomi makro, agregat produksi itu bukan hanya orang per orang dijadikan patokan, tidak bisa," jelas Jokowi. 

"Secara garis besar seperti apa betul-betul pakai angka-angka yang didasarkan data-data, survei-survei. Tidak mungkin kita melakukan kebijakan hanya berdasarkan 1-2 atau 3 orang yang menyampaikan keluhan kepada Bapak dan itu sering Bapak sampaikan sebagai contoh secara terus-menerus. Saya kira kalau ekonomi makro tidak bisa seperti itu," tambahnya.

Dalam kesempatan selanjutnya, Sandiaga meminta maaf karena menjawab pernyataan Jokowi perihal ibu-ibu yang disinggungnya agar tak dijadikan patokan soal ekonomi. 

Kendati demikian, apa yang disampaikan Sandiaga merupakan fakta lapangan setelah dirinya berkampanye lebih dari 1.500 titik di Indonesia. Apalagi menurutnya, angka-angka pemerintah soal pertumbuhan ekonomi mungkin terlihat baik di atas kertas meski tak sesuai dengan kenyataan yang ada. 

"Mungkin di atas kertas, di atas meja, yang kita semua terima angka baik baik saja, tapi itu yang tidak saya temui begitu saya mendengar masyarakat. Masyarakat menginginkan suatu perubahan pengelolaan ekonomi," ucap Sandiaga.

 

Rekomendasi