Memahami Crosshijaber: Dari Kecaman sampai Keberagaman Gender

| 14 Oct 2019 17:31
Memahami <i>Crosshijaber</i>: Dari Kecaman sampai Keberagaman Gender
Tangkapan layar hashtag crosshijaber di Instagram. (Istimewa)
Jakarta, era.id - Kemunculan fenomena crossdressing sedang menjadi pembicaraan di media sosial. Pendapat warganet terus bermunculan, sementara organisasi-organisasi Islam memberikan kecaman para crossdresser --sebutan untuk orang yang melakukan crossdressing.

Crossdressing adalah aksi mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin bawaan lahir. Di media sosial, ada banyak postingan crosshijab, variasi dari crossdressingCrosshijab adalah aksi laki-laki menggunakan atribut hijab untuk menyamar jadi perempuan. Kendati, orientasi seksualnya adalah heteroseksual. Ia berbeda dengan waria, yang mengubah penampilan seiring perubahan orientasi seksualnya.

Di Twitter, banyak perempuan yang terganggu dengan fenomena ini. Mereka tak bisa membayangkan jika seorang crosshijaber masuk ke kamar mandi perempuan. Meskipun, tak semua crosshijaber melakukan hal itu.

Psikolog klinis Nena Mawar Sari mengatakan, tidak perlu panik jika bertemu crosshijaber. Yang terpenting, kita hanya perlu hati-hati untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk.

"Kita tidak pernah tahu orang itu niatnya apa, apakah gangguan jiwa murni atau kenapa. Kalau bertemu jangan panik. Tenang saja. Segera pergi dari lokasi itu pelan-pelan dan langsung lapor pada yang berwajib," kata Nena dilansir dari Antara, Senin (14/10/2019).

Sebab, kata Nena, bisa saja mereka punya niat kriminal. "Kalau kita panik teriak-teriak dia bisa kalap, yang tadinya cuma mau ambil dompet bisa saja membacok atau apa. Atau orang itu adalah eksibisionis, di mana kalau kita bereaksi dengan perilakunya, dia justru akan terpuaskan," lanjutnya.

Nena menjelaskan, perilaku crossdressing dalam istilah medis dikenal dengan sebutan transvestisisme, yakni perilaku yang sering kali dianggap sebagai penyimpangan, yang merupakan gangguan kejiwaan. Sebab, ada keinginan dari seorang laki-laki atau perempuan mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh jenis kelamin sebaliknya.

Baca Juga : Sejak Dulu Surabaya Adalah Kota Bertoleransi Tinggi

Berbeda dengan Nena, psikolog klinis dan pendiri Yayasan Pulih, Kristi Poerwandari berpendapat keberadaan crossdresser, baik perempuan dan laki-laki merupakan sebuah gambaran bahwa gender dan seksualitas adalah hal yang unik dan kompleks. Menurutnya, kompleksitas gender dan seksualitas perlu sama-sama kita pahami terlebih dahulu daripada memberikan stigma.

"Ada aspek yang memang bawaan, ada juga konstruksi masyarakat. Masih banyak sekali hal-hal yang belum diketahui dari gender dan seksualitas, dan kita perlu banyak belajar tentang hal ini daripada cepat membuat label dan kategori," ujar Kristi dilansir dari magdalene.co.

Ada anggapan, crossdressing ini adalah sebuah fetish atau fiksasi seksual terhadap suatu objek atau organ tubuh. Psikolog klinis dari klinik AngsaMerah, Inez Kristanti, menjelaskan crossdressing memang dapat menjadi sebuah fetish, namun crossdressing juga bisa menjadi awal dari eksplorasi identitas gender si individu.

"Identitas gender dengan ketertarikan seksual itu berbeda. Kalau dia berkeinginan menjadi perempuan, itu sudah masuk dalam ranah identitas gender. Sedangkan kalau fetish itu definisinya ketertarikan seksual pada benda-benda atau pun objek," ujar Inez.

Baca Juga : Memaknai 12 Poin dalam Dokumen Persaudaraan Manusia 

Dalam laporan magdanlene.co berjudul "Crosshijaber: Aku Laki-laki, Aku Heteroseksual, dan Aku Berhijab", laki-laki bernama Fianda mengaku tak tahu alasan dirinya senang memakai baju-baju perempuan. Tapi yang pasti, dia merasa nyaman ketika memakai hijab karena bisa menutupi identitas kelelakiannya.

Fianda mengatakan, dirinya adalah heteroseksual, begitu juga dengan banyak crosshijaber lainnya. Namun, dia tak menampik, ada juga temannya yang mengeksplorasi seksualitas mereka dan berhubungan dengan laki-laki.

"Sebagian besar crosshijaber adalah laki-laki yang masih menyukai perempuan. Malahan, menjadi sebuah prestasi tertinggi bagi kami jika partner kami tahu bahwa kami crosshijaber," ujarnya.

Tags : keberagaman
Rekomendasi