Sri Mulyani yang Patut Dipertahankan Jokowi

| 17 Oct 2019 14:05
Sri Mulyani yang Patut Dipertahankan Jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Anto/era.id)
Jakarta, era.id - Di antara banyaknya tokoh profesional dalam kabinet kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, dan nama Sri Mulyani yang menjadi Menteri Keuangan dinilai layak untuk dipertahankan pada periode selanjutnya. 

Direktur Suropati Syndicate, M Shujari mengatakan Sri Mulyani berhasil mengendalikan keuangan Indonesia, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Dia menyarankan Jokowi agar Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menko Perekonomian pada Kabinet Kerja Jilid II, dan bukan sebagai Menteri Keuangan lagi.

"Kualitas Sri Mulyani sudah ditunjukkan ketika beliau menjadi Menkeu dengan kemampuan menjaga defisit APBN di bawah 2 persen PDB. Oleh sebab itu, dirinya harus dipertahankan, bahkan sangat pantas menjadi Menko Perekonomian," kata Shujari, seperti dikutip era.id, Kamis (17/10/2019).

Dalam kapasitas sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani merupakan sosok pengganti bagi Bambang Brodjonegoro pada 27 Juli 2016. Namun sepak terjang dari Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, tak diragukan dalam kabinet kerja Jokowi-JK.

"Hal itu menjadi bukti bahwa pengelolaan ekonomi Indonesia dalam jalur yang tepat dan efektif. Artinya, dari sisi visi, Sri Mulyani punya kapasitas untuk mengelola ekonomi makro fiskal dengan baik dan efektif. Dengan menjadi Menko Perekonomian, maka dirinya akan menjadi komandan yang sangat berpengalaman dan tahu kondisi ekonomi Indonesia," lanjutnya.

Hal lain yang ada pada diri Sri Mulyani jika dipercaya sebagai Menko Perekonomian tak lain pada kemampuan manajerial dan juga visi ke depan dalam mengamati pasar serta dunia usaha. Banyak kalangan pelaku pasar berharap kabinet baru pemerintahan Joko Widodo di periode kedua bisa lebih baik, terutama menjaga iklim dunia usaha yang lebih kondusif.

"Sosok Sri Mulyani yang punya track record bagus dan integritas tinggi cocok sebagai koordinator kementerian-kementerian strategis di bidang ekonomi yang penting dalam mendukung dunia usaha. Terutama bagaimana menjaga agar regulasi-regulasi di dunia usaha tidak saling tumpang tindih dan menjadi hambatan," ungkap Shujari.

 

Rekomendasi