"Antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk ikut lomba ngomel ini. Bahkan pesarta ada yang dari Bekasi, Tangerang hingga Depok," kata Ketua Panitia, Rodiah Afrianti, di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Namun panitia membatasi jumlah peserta dari luar Jakarta maksimal 25 peserta, sedangkan 15 peserta berasal dari Kampung Melayu.
Alasannya, kegiatan festival yang digagas Masyarakat Betawi Kampung Melayu dengan Pemerintah Kota Jakarta Timur ini untuk mengangkat budaya Betawi dari wilayah setempat.
"Sekarang ini 70 persen populasi Kampung Melayu masih asli Betawi, walau sebagian banyak yang sudah menikah dengan suku lain," katanya sepeti dikutip dari Antara.
Lomba 'ngomel' atau marah dengan mengucapkan banyak kata-kata, dilakukan peserta dengan batasan kesopanan.
"Temanya seperti nasehat terkait pentingnya kesehatan, pendidikan, dan perlindungan terhadap anak maupun perempuan," katanya.
Panitia melarang peserta lomba mengeluarkan kata-kata kasar, atau penghinaan terhadap peserta lainnya.
"Contoh, lah tong, napah elu maen hape bae, belajar noh, gimana mau jadi menteri kalo maen mulu. Kira-kira begitu, pakai bahasa Betawi tapi tidak boleh kasar," kata Yayan mencontohkan.
Setiap peserta akan diberikan waktu untuk mengomel masing-masing 5 menit. Peserta dengan omelan nasihat terbanyak akan meraih poin tertinggi. Festival Betawi Kampung Melayu juga akan menghadirkan lomba masak sayur laksa, tuker rantang, lenong, lomba mewarnai, dan lainnya.