Tim Editor
Jokowi, Iriana serta sejumlah menteri kabinet kerja, tiba di Kabul pukul 11.40 Waktu Setempat (WS) atau 14.10 WIB, Senin (29/1/2018). Sekadar informasi, inilah kunjungan kedua Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan setelah kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno di tahun 1961 silam.
Di pintu pesawat, Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan Arief Rachman dan Kepala Protokol Negara Afghanistan menyambut kedatangan Jokowi dan Iriana. Udara dingin serta kabut tebal langsung menyambut Jokowi.
Berturut-turut pejabat Afghanistan yang menyambut adalah Wakil Presiden Sarwar Danish, Menteri Luar Negeri Salahudin Rabbani, Menteri Keuangan Eklil Hakimi, Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani, Gubernur Kabul Mohammad Yaqoub Haidan, Wali Kota Kabul Abdullah Habibzal. Dari bandara, Jokowi dan rombongan langsung bergerak menuju Istana Presiden Arg bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Lawatan Jokowi ke negeri ini mendapat porsi sorotan pemberitaan lebih. Kota Kabul baru saja dilanda serangan bom. Korbannya mencapai lebih dari 100 orang. Serangan bom dilakukan dengan menggunakan mobil ambulans yang dipenuhi bahan peledak.
Serangan itu terjadi hanya sepekan setelah serangan mematikan di Intercontinental Hotel di Kabul yang menewaskan lebih dari 20 orang. Kedua serangan tersebut diklaim oleh kelompok militan Taliban.
Parahnya lagi, beberapa jam sebelum Jokowi terbang dari Bangladesh, terjadi tembak-menembak diiringi ledakan di sebuah akademi militer di Kabul. Ledakan dimulai di dekat universitas pertahanan nasional Marsekal Fahim sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
