Belanda Minta Maaf Atas Kekerasan Setelah Proklamasi

| 10 Mar 2020 14:49
Belanda Minta Maaf Atas Kekerasan Setelah Proklamasi
Raja Belanda Willem Alexander (Dok. Biro Pers Setpres)
Jakarta, era.id - Raja Belanda Willem Alexander menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan pemerintah Belanda atas penjajahan kepada rakyat Indonesia.

"Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut," kata Raja Belanda Willem Alexander dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (10/3/2020).

Raja dan Ratu Belanda melakukan kunjungan kenegaraan khusus ke Indonesia pada 9-13 Maret 2020 dengan disertai rombongan pengusaha dalam jumlah besar.

Dalam pernyataan pers bersama, Raja Belanda mengatakan bahwa di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Oleh karena itulah, pemerintahannya merasa perlu menyampaikan permohonan maaf.

"Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini," katanya seperti dilansir Antara.

Sedangkan Presiden Jokowi berbicara tentang 75 tahun menjelang peringatan kemerdekaan RI dan siap mempererat hubungan dengan Belanda. 

"Di 75 tahun usianya, Indonesia terus berusaha menjadi bagian penyelesaian masalah dunia, berusaha terus berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia. Kita menyaksikan dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian, dunia yang dipenuhi dengan dinamika yang sangat tinggi. Ketidakpastian tersebut dapat dikurangi jika negara-negara di dunia melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dan yang saling menghormati. Perdamaian dan stabilitas dunia dapat tercapai jika negara di dunia melakukan hubungan berdasarkan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Dan saya ingin mengajak Sri Baginda untuk membangun sebuah hubungan yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip tersebut," ucapnya.

Sebelumnya, pemerintah Belanda mengakui Hari Kemerdekaan Indonesia dan mengakui kedaulatan NKRI. Menteri Luar Negeri Belanda Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di gedung Departemen Luar Negeri (Deplu), 16 Agustus 2015, mengatakan Kerajaan Belanda mengakui tanggal kemerdekaan Indonesia. 

"Saya dengan dukungan kabinet akan menjelaskan kepada rakyat Indonesia bahwa di Belanda ada kesadaran bahwa kemerdekaan Indonesia de facto telah dimulai 17-8-1945 dan bahwa kita 60 tahun setelah itu, dalam pengertian politik dan moral, telah menerima dengan lapang dada," ujar Bot seperti dikutip dari laman Kemlu.

Keesokan harinya, 17 Agustus 2005, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta. Atas nama Belanda, ia juga meminta maaf.