Rentan Virus G4, Mentan Setop Impor Babi dari China

| 07 Jul 2020 13:17
Rentan Virus G4, Mentan Setop Impor Babi dari China
Ilustrasi babi
Jakarta, era.id - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian mengaku tak ada impor  babi dari China setelah ditemukannya virus baru flu babi (swine flu) G4 EA H1N1.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Kementan Agus Sunanto menjelaskan bahwa importasi babi dilakukan dari Kanada dan Amerika Serikat. Namun, impor itu hanya untuk pengadaan bibit

"Kalau hewan babi itu tidak ada dari China, kita impor babi dari Kanada dan AS, itu pun tidak rutin hanya terkait pengadaan bibit saja, mungkin tahun depan atau ketika ada kebijakan dari Kementerian Pertanian. Tapi sekarang ini belum ada (impor)," kata Agus, Selasa (7/7/2020).

Kata Agus, impor bibit babi dari Kanada dan AS, untuk perbaikan genetika dan penambahan populasi babi, tidaklah rutin.

Saat ini, Indonesia malah rutin mengekspor babi ke Singapura. Setidaknya, 1.000 ekor babi diekspor setiap harinya ke sana.

Terkait dengan virus flu babi tipe baru yang disebut berpotensi memicu pandemi baru, Agus mengaku telah pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan.

Ada pun virus yang dinamakan reassortant Eurasian avian-like (EA) H1N1 genotype 4 (G4) atau virus flu babi G4 ini dilansir melalui publikasi ilmiah Amerika Serikat PNAS (29/6/2020).

"Kalau penyakit ini lalu lintasnya barang dari material babi. Kalau lalu lintas babi hidup, biasanya lewat pelabuhan internasional, untuk produk babi bisa pelabuhan bisa bandara tergantung jumlahnya," kata dia.

Agus menambahkan bahwa pengawasan terhadap produk babi telah dilakukan sejak merebaknya kasus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika pada tahun lalu di China.

Peningkatan pengawasan juga telah dilakukan pada turis China yang ke Indonesia, sejak kasus ASF merebak. Namun, dengan ditutupnya penerbangan internasional dari China selama pandemi COVID-19, lalu lintas virus tersebut menurun risikonya.

"Sejak kasus ASF, kita sudah siap karena setiap penumpang dari China di Bandara yang membawa produk babi, pasti kita tahan, kita uji, kemudian kita musnahkan. Namun dengan adanya penutupan karena COVID, ini sedikit menurunkan risiko penyebaran," kata Agus.

Tags : flu babi
Rekomendasi