Kecolongan FBI dalam Penembakan Florida

| 17 Feb 2018 07:00
Kecolongan FBI dalam Penembakan Florida
FBI (Sumber: New York Times)
Florida, era.id – Nikolas Cruz resmi ditetapkan sebagai terdakwa pembunuhan berencana. Pria 19 tahun itu terbukti melakukan penembakan terhadap 17 orang di lingkungan sekolahnya di Parkland, Florida, pada Rabu (14/2).

Sebelum peristiwa, Cruz sejatinya sudah diindikasi menunjukkan tanda-tanda mencurigakan di media sosial. Tahun 2017 lalu, dalam sebuah kolom komentar video yang diunggah seorang pria di YouTube, Cruz pernah menuliskan ‘Saya akan jadi penembak sekolah profesional’. 

Merasa khawatir, pria tersebut mengontak FBI dan melapor Buzzfeed untuk menindak Cruz. Namun, berdasarkan laporan FBI, saat itu pihaknya sulit melacak keberadaan Cruz.

Kejadian bermula ketika Cruz memasuki Sekolah Menengah Atas Marjory Stoneman Douglas di Parkland, dan seketika menembaki para siswa dan guru. Menurut polisi, Cruz melancarkan aksinya seorang diri.

Membawa senjatanya, senapan penyerang AR-15 dan sejumlah magasin, Cruz menyerahkan diri kepada para petugas di daerah permukiman sekitar lokasi penembakan. Menurut polisi dan keterangan beberapa mantan teman sekelas Cruz, ia diketahui telah sejak lama menyukai senjata api.

Serangan tersebut merupakan salah satu penembakan paling maut di sekolah dalam sejarah Amerika Serikat. Menurut kelompok pengawas senjata api, Everytown for Gun Safety, penembakan Cruz adalah kasus ke 18 penembakan di lingkungan sekolah Amerika Serikat.

Sebelum penembakan oleh Cruz, pada tahun 2012 juga terjadi penembakan massal di Sekolah Dasar (SD) Sandy Hook di Newtwon, Connecticut.

Kejadian itu dikatakan sebagai penembakan paling sadis karena menewaskan 20 murid SD dan enam guru. Sementara itu, sejarah Amerika Serikat mencatat, penembakan paling maut terjadi di Virginia Tech tahun 2008. Dalam insiden itu, 32 orang terbunuh.

Penembakan yang dilakukan oleh Cruz ini kembali mengundang perdebatan lama di AS soal hak kepemilikan senjata yang dilindungi negara melalui Amandemen Kedua Undang-undang Dasar AS.

Sekolah-sekolah di AS sendiri sejatinya telah memasang pintu-pintu berpengaman elektronik dan menambah jumlah petugas keamanan.

Namun, kejadian penembakan di sekolah masih juga terulang. Karenanya, Superintenden sekolah Broward County Robert Runcie mendesak para pejabat agar berbuat lebih untuk meningkatkan pengamanan sekolah.

Selain itu, dari kejadian ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya akan bertemu dengan para gubernur secepatnya untuk membuat kebijakan-kebijakan peningkatan keamanan sekolah dan menangani kebutuhan kesehatan mental masyarakat lingkungan sekolah.

Rekomendasi